Akhir November 2007 kearin saya mudik ke kampung halaman, Kota Sawahlunto. Banyak perubahan kota yang terjadi saat ini. Dan sangat kebetulan sekali, saat saya tiba di Sawahlunto tgl 30 Nov 07, masyarakat kota sedang sibuk berbenah guna memeriahkan Acara Ulang Tahun Kota Sawahlunto yang ke-119 tgl 1 Desember 2007.
MAKAN BAJAMBA !
Saya mungkin kurang bisa menerangkan dengan detail apa itu MAKAN BAJAMBA. Tapi pada intinya, Makan Bajamba adalah sebuah kebudayaan minang pada umumnya dimana para sanak saudara dan handai tolan makan bersama dalam sebuah wadah yang sangat besar. Hal ini adalah sebagai bentuk rasa syukur kepada ALLAH SWT atas semua Rahmat dan Reski yang telah diberikannya pada setiap insani. Nah, kegiatan inilah yang ada dalam pesta Ulang Tahun Kota Sawahlunto yang ke-119 pada tanggal 1 Desember 2007 kemarin. Untuk yang kesekian kalinya, Kota Sawahlunto melakukan Acara Pesta Ulang Tahun dengan MAKAN BAJAMBA. Semua tokoh masyarakat dan tokoh pemerintahan dari seluruh daerah di Sumatera Barat hadir juga untuk memeriahkan peringatan Ulang Tahun Kota Sawahlunto ini.Meriahnya Sawahlunto
Hari itu, seluruh masyarakat dari semua lapisan berkumpul di sepanjang jalan daerah Pasar Remaja. Semua jalan ditutup. Mulai dari Wisma Ombilin sampai ke pasar sawahlunto dan begitu juga arah sebaliknya. Mulai dari Jembatan Pasar Swahlunto, sampai ke Wisma Ombilin. Hari itu kota sawahlunto benar-benar sedang berpesta. Warna-warni kota dapat dinikmati sepenuhnya. Warna pakaian yang terang-benderang seperti merah, kuning, merah jambu dan manik-manik yang berkilauan menjadi warna pilihan banyak wanita Minang. Mereka juga tidak ketinggalan menggunakan hiasan kepala berbentuk tanduk. Di teras VIP, Walikota dan pimpinan daerah lainnya dudk bersama-sama sambil menunggu acara di mulai. Dan acara ini terbuka untuk umum. Siapa saja boleh datang dan ikut makan bersama.
Sewaktu acara dibuka, ayat-ayat suci Al-Quran dibaca, disusuli kata-kata aluan oleh ketua pemimpin Kota Sawahlunto, Walikota Drs Amran Nur.Acara yang menarik setelah itu adalah saling melempar kata-kata dengan pantun dengan menggunakan bahasa minang. Hal ini adalah sebagai simbol atau kata salam bagi mereka yang datang dan kata penerimaan bagi tuan rumah. Para budayawan yang sangat mahir merangkai kata saling melemparkan pantun dan berbalas dengan pantun. Sangat menarik jika kita mengerti bahasa itu...
Acara berlalu begitu cepat. Belum puas rasanya saya menikmati keindahan adat budaya kota kelahiran saya ini. Yang memang sudah lama tak pernah saya temui lagi. Dan akhirnya,.. acara berbalas pantun itupun ditutup dengan kata : "Mari makan..!"
Dan serentak,.. semua orang yang hadir langsung menyantap makanan yang sudah tersedia. Suasana santai dan harmonis dapat dirasakan dan makan berjamba dapat dihidupkan kembali. Cara ini dapat menjalin kemesraan dan rasa mufakat sesama mereka. Inilah salah satu budaya dan tradisi yang dapat anda nikamti di Sumatera Barat. Indah dan mempesona.Makan Bajamba ini adalah salahsatu cermin kehidupan yang kaya dengan nilai-nilai warisan yang masih dipelihara di kota Sawahlunto yang permai ini.