Monday, January 21, 2008

Akhir November 2007 kearin saya mudik ke kampung halaman, Kota Sawahlunto. Banyak perubahan kota yang terjadi saat ini. Dan sangat kebetulan sekali, saat saya tiba di Sawahlunto tgl 30 Nov 07, masyarakat kota sedang sibuk berbenah guna memeriahkan Acara Ulang Tahun Kota Sawahlunto yang ke-119 tgl 1 Desember 2007.

MAKAN BAJAMBA !

Saya mungkin kurang bisa menerangkan dengan detail apa itu MAKAN BAJAMBA. Tapi pada intinya, Makan Bajamba adalah sebuah kebudayaan minang pada umumnya dimana para sanak saudara dan handai tolan makan bersama dalam sebuah wadah yang sangat besar. Hal ini adalah sebagai bentuk rasa syukur kepada ALLAH SWT atas semua Rahmat dan Reski yang telah diberikannya pada setiap insani. Nah, kegiatan inilah yang ada dalam pesta Ulang Tahun Kota Sawahlunto yang ke-119 pada tanggal 1 Desember 2007 kemarin. Untuk yang kesekian kalinya, Kota Sawahlunto melakukan Acara Pesta Ulang Tahun dengan MAKAN BAJAMBA. Semua tokoh masyarakat dan tokoh pemerintahan dari seluruh daerah di Sumatera Barat hadir juga untuk memeriahkan  peringatan Ulang Tahun Kota Sawahlunto ini.

Meriahnya Sawahlunto

Hari itu, seluruh masyarakat dari semua lapisan berkumpul di sepanjang jalan daerah Pasar Remaja. Semua jalan ditutup. Mulai dari Wisma Ombilin sampai ke pasar sawahlunto dan begitu juga arah sebaliknya. Mulai dari Jembatan Pasar Swahlunto, sampai ke Wisma Ombilin. Hari itu kota sawahlunto benar-benar sedang berpesta. Warna-warni kota dapat dinikmati sepenuhnya. Warna pakaian yang terang-benderang seperti merah, kuning, merah jambu dan manik-manik yang berkilauan menjadi warna pilihan banyak wanita Minang. Mereka juga tidak ketinggalan menggunakan hiasan kepala berbentuk tanduk. Di teras VIP, Walikota dan pimpinan daerah lainnya dudk bersama-sama sambil menunggu acara di mulai. Dan acara ini terbuka untuk umum. Siapa saja boleh datang dan ikut makan bersama.

Sewaktu acara dibuka, ayat-ayat suci Al-Quran dibaca, disusuli kata-kata aluan oleh ketua pemimpin Kota Sawahlunto, Walikota Drs Amran Nur.Acara yang menarik setelah itu adalah saling melempar kata-kata dengan pantun dengan menggunakan bahasa minang. Hal ini adalah sebagai simbol atau kata salam bagi mereka yang datang dan kata penerimaan bagi tuan rumah. Para budayawan yang sangat mahir merangkai kata saling melemparkan pantun dan berbalas dengan pantun. Sangat menarik jika kita mengerti bahasa itu...

Acara berlalu begitu cepat. Belum puas rasanya saya menikmati keindahan adat budaya kota kelahiran saya ini. Yang memang sudah lama tak pernah saya temui lagi. Dan akhirnya,.. acara berbalas pantun itupun ditutup dengan kata : "Mari makan..!"

Dan serentak,.. semua orang yang hadir langsung menyantap makanan yang sudah tersedia. Suasana santai dan harmonis dapat dirasakan dan makan berjamba dapat dihidupkan kembali. Cara ini dapat menjalin kemesraan dan rasa mufakat sesama mereka. Inilah salah satu budaya dan tradisi yang dapat anda nikamti di Sumatera Barat. Indah dan mempesona.Makan Bajamba ini adalah salahsatu cermin kehidupan yang kaya dengan nilai-nilai warisan yang masih dipelihara di kota Sawahlunto yang permai ini.

Kota Sawahlunto mempunyai banyak objek wisata yang dapat anda kunjungi. Sebut saja peninggalan sejarah pada zaman kolonial Belanda. Ada Bangunan tua khas Belanda, dan ada museum Goedang Ransoem, Kantor Pusat Ombilin, Museum Kereta Api dan lain sebagainya. Dan 1 lagi area wisata yang baru adalah ”Lubang  Suro" (Tunnel Utama) bekas penambangan batubara di Tangsi Baru Kelurahan Tanah Lapang Kecamatan Lembah Segar diyakini mempunyai daya pikat tersendiri bagi para wisatawan macanegara maupun lokal. Dengan mengunjungi Lubang Suro, para wisatawan dapat bernostalgia mengenang sejarah masa lalu, tentang kekejaman Belanda terhadap pekerja paksa buruh tambang batu bara yang sering disebut ”Orang Rantai” yang guna mengeksploitasi batubara yang dimulai sejak tahun 1860 lalu itu.

Dengan alasan itu, Lubang Suro sangat bagus untuk obyek wisata, karena di samping mempunyai nilai sejarah, juga memiliki keunikan tersendiri. ”Pemerintah Kota Sawahlunto memang sudah komit untuk mengembangkan berbagai objek wisata tambang ini,” ungkap Wali Kota Sawahlunto, Amran Nur beberapa waktu lalu di museum tambang Gudang Ransum. Menurut Amran Nur, Lubang Suro sangat mirip dengan lubang Jepang di Bukittinggi. Bedanya, lubang Suro Sawahlunto lebih unik serta dibangun jauh lebih awal dari bangunan lubang Jepang. Karena berdasarkan bukti sejarah, bangsa Belanda lebih duluan datang ke Indonesaia daripada bangsa Jepang. Kalau, Lubang Jepang dibangun sekitar tahun 1930-an, maka Lubang Suro jauh lebih awal yaitu dibangun pada tahun 1898. Selain itu, keunikan Lubang Suro yang posisinya persis berada di bawah kotajuga mempunyai lorong-lorong panjang mulai dari Kelurahan Tanah Lapang hingga ke kantor DPRD,dengan panjang lebih kurang ( 1,5 km).

”Karena itu, sangat beralasan bila berbagai potensi objek wisata tambang batubara ini perlu terus dikembangkan,” ujar Amran Nur. Hal  itu disebutkan juga sesuai dengan visi menjadikan Kota Sawahlunto sebagai kota wisata tambang yang berbudaya. ”Potensinya itu memang ada di Sawahlunto ini, tinggal lagi bagaimana kita mengemasnya sebaik mungkin. Sawahlunto ini mau kita jadikan apa semua tergantung kepada kita,”  ungkapnya. Ditambahkannya, Lubang Suro beserta kawasannya sampai ke Gudang Ransum merupakan objek wisata tambang yang tiada duanya di Indonesia. Kalau pun ada mungkin hanya ada di Inggris.

karena itu, berbagai pembangunan yang dilaksanakan pemerintah kota demi untuk pengembangan obyek wisata di Kelurahan Tanah Lapang ini baik rumah penduduk (tempat karyawan UPO) maupun bangunan lain yang bakal tergusur akibat pengembangan objek wisata tersebut diharapkan bisa memahami. ”Namun yang jelas secara keseluruhan pembangunan objek wisata di Tanah Lapang akan memberikan nilai tambah bagi kesejahteraan masyarakatnya. Sebab, samasekali tidak niat  niat pemerintah menyengsarakan rakyatnya, tetapi pemerintah berfikir bagaimana rakyatnya bisa meningkatkan ekonominya,” ungkapnya

sumber
foto by ociekhendri

“Jangan mati sebelum anda melihat Kota Sawahlunto di Provinsi Sumatra Barat”, ujar Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (Menpan), Taufik Effendi pada acara penganugerahan Leadership Award 2007 kepada Ir.   H. Amran Nur, Walikota Sawahlunto di Jakarta, Sabtu (22/12).

Pada acara penganugerahan Leadership Award 2007 di Jakarta, Sabtu (22/12), H. Amran Nur adalah salah seorang dari 12 Kepala Daerah yang meraih Leadership Award 2007. Beliau dinilai sukses oleh pemerintah pusat dalam memimpin dan memajukan Kota Sawahlunto. Oleh karena itu, beliau berhak  memperoleh penghargaan dari Pemerintah Pusat. 

Menpan-Taufik Effendi, memberikan perhargaan kepada 12 Kepala daerah yang dinilai berhasil. Mereka itu terdiri dari lima walikota dan tujuh bupati yakni :

  1. Ir. H. Amran Nur (Walikota Sawahlunto-Sumbar)
  2. Syamsu Rahim (Walikota Solok-Sumbar)
  3. Ir. H. Ilham Arief Sirajudin (Walikota Makasar-Sulsel)
  4. Ir. Eddy Santana Putera MM (Walikota Palembang-Sumsel)
  5. Ir. Joko Widodo (Walikota Surakarta)
  6. Hary Zudianto (Walikota Yogyakarta)
  7. Drs. Warman Suwandi MM (Bupati Kaur-Bengkulu)
  8. Yusak Yaluwo SH,Msi. (Bupati Bouven-Papua)
  9. H. Andi Rudiyanto Asapa SH (Bupati Sinjai-Sulsel)
  10. Drs. Dedi Supardi MM (Bupati Cirebon-Jabar)
  11. H. Irianto MS Syaifudin (Bupati Indramayu-Jabar)
  12. Drs. H. Hasan Basri Agus MM (Bupati Sorolangun-Jambi).

Tiap kepala daerah yang menerima penghargaan adalah mereka yang sukses memajukan daerah dalam beberapa kriteria dan penialaian yang dilaksanakan oleh Tim Juri dari LeadershipPark yang diketuai oleh Direktur Eksekutifnya Danang Girindrawardana. Adapun penilaiannya dititikberatkan kepada lima hal antara lain :

  1. Kemampuan meningkatkan daya saing daerah;  
  2. Kemampuan menjalankan kewenangan wajib daerah antara lain pendidikan,  kesehatan, dan penanggulangan kemiskinan;
  3. Kemampuan menjalankan tata laksana pemerintahan daerah yang mengacu pada good corporate local governance;
  4. Kemampuan meningkatkan profesionalisme aparatur daerah;
  5. Memiliki kebijakan yang berdampak positif bagi kepentingan bangsa.

Penilaian ini berdasarkan survei dan kajian lapangan dari tim juri dan dipaparkan melalui uji publik yang ditayangkan langsung oleh TVRI Nasional sejak tanggal 3 Nop. s/d 15 Des. 2007 lalu.

Berbagai cara dilakukan oleh Walikota dan Bupati untuk memajukan paling tidak memperoleh nilai tambah bagi daerahnya. Ir. H. Amran Nur misalnya, ia tidak segan-segan membelanjakan APBD untuk membeli sapi bagi para petani sehingga setiap tahun sapi itu mendatangkan nilai ekonomis yang sangat tinggi. Saat ini. Kota Sawahlunto yang dipimpinnya telah menjadi kota yang indah, bersih dan masyarakatnya sangat agamis. Panorama yang indah dipercantik dengan kebutuhan unsur pariwisata nan elok telah membawa kota Sawahlunto berjaya. Karena itu Menpan tidak segan-segan berucap “Jangan mati sebelum ke Sawahlunto”.


sumber

foto by almudazir

Acara peletakan batu pertama oleh Walikota Sawahlunto Ir. H. Amran Nur di proyek Water Boom Tahap II, Air dinging, Desa Muaro Kalaban, telah dilakukan pada pertengahan desember tahun lalu (2007). Acara ini juga dihadiri oleh berbagai unsur Muspika, tokoh masyarakat dan kalangan wartawan berbagai media.

Dalam pidatonya, Amran Nur mengatakan pembangunan Water Boom tahap II ini didorong oleh adanya peningkatan pendapatan daerah yang diperoleh dari Arena Wisata Air Water Boom. Sejak adanya wisata air ini, pengunjung dari berbagai daerah selalu datang berbondong-bondong ke sini. Hal ini tentu saja meningkatkan pendapatan daerah Kota Sawahlunto. Hampir dipastikan, bahwa 1 Milyar Rupiah pendapatan dari Water Boom akan masuk ke Kas Daerah.

“Water Boom tahap kedua ini dibangun setelah proyek tahap pertama sukses dan mampu memberikan pertumbuhan ekonomi masyarakat serta iklim pariwisata, bayangkan saja dalam kurun waktu beberapa bulan saja hampir satu milyar dana terserap dan mampu menyedot 350 ribu pengunjung,” ujar Amran Nur.

Denagn bertambahnya pengunjung dalam setiap bulannya, maka pihak pengelola sudah harus memikirkan langkah selanjutnya. Apakah itu menambahkan arena permainannya, atau meningkatkan fasilitas yang dibutuhkan, termasuk tingkat keselamatan dan keamanan pengunjung. Mudah-mudahan dengan adanya kelanjutan proyek ini, angka pengangguran di Kota Sawahlunto semakin berkurang sehingga tingkat perekonomian masyarakat akan merangkak naik. Dan dalam kesempatan ini juga, Walikota Sawahlunto ini meminta agar masyarakat di sekitar daerah wisata meningkatkan kejujuran dan keramahan bagi para pengunjungnya. Semua lapisan masyarakat diharapkan dapat membantu PEMKO untuk meningkatkan pariwisata di Kota Sawahlunto.

"Jika masyarakat Sawahlunto jujur dan ramah, maka saya akan menjamin, pariwisata di kota kita ini akan terus meningkat!. Pengunjung tidak akan was-was atau kawatir tentang keamanan dan kenyamanan mereka berwisata di Sawahlunto. Bukankah sawahlunto adalah kota wisata yang berbudaya..? Untuk itu, mari bersama kita menjadi tuan rumah yang jujur dan ramah bagi setiap tamu yang datang ke kota kita tercinta ini" ujar WAKO Sawahlunto ini.

Sementara dalam proyek ini, Pemkot menyerahkan pembangunan kepada PT. Teisa Mandiri. Dan kontraktor diingatkan untuk dapat melaksanakan pekerjaan sesuai dengan perencanaan, tanpa mengurangi mutu material atau mutu bangunan yang telah ditentukan. "Yang akan kalian bangun adalah sarana untuk meningkatkan perekonomian Kota dan Masyarakat sekitarnya. Masyarakat akan menilai kualitas pekerjaan anda. Jadi jangan kecewakan mereka" lanjut Amran Nur yang ditujukan kepada pihak kontraktor.

Saat ini, arena wisata air Water Boom juga telah memilki arena Flying Fox dan arena outbond lainnya. Kedepannya, wisata Water boom akan semakin dekat ke alam. Akan ada banyak permainan yang langsung berhubungan dengan alam.

"Airnya kolamnya dingin. Bisa berenang. Bisa perosotan dan nyemplung di kolam. Rame. Ada wahana melayang di udaranya.. wah pokoknya asik deh.." begitu jawaban salah seorang pengunjung saat ditanya tentang Water Boom Kota Sawahlunto.

Mari Berkunjung ke Kota Sawahlunto....  (SK/PHMPcom)




photo by almudazir

National News - December 05, 2005

Syofiardi Bachyul Jb, The Jakarta Post, Padang

Two museums that will display artifacts from the 19th century will open in two weeks time in Sawahlunto city, West Sumatra. The museum opening is in conjunction with the city's 117 anniversary, said Sawahlunto Mayor Amran Nur.

The museum opening is aimed at attracting tourists to the city, famous as a coal mining center, said Amran. The museums in question are the Train Museum and Storeroom Museum, which are located in downtown Sawahlunto, some 117 kilometers from Padang, the capital of West Sumatra province.

The museums will be inaugurated by Vice President Jusuf Kalla, said Amran.

The train museum is located in the vicinity of Sawahlunto train station. The train and the station began operations in 1894, its main function being to carry coal from Teluk Bayur seaport (formerly Emma Haven seaport) in Padang. Now, the station is open to tourists who can enjoy a train ride through some areas in the city.

Objects of interest at the Train Museum include a signal lamp, train cars and locomotives, as well as photographs of the train in its old days. The museum management obtained the materials from various sources, including the sole train operator in the country, PT Kereta Api Indonesia (PT KAI).

Meanwhile, in the Storeroom Museum, people will get a comprehensive picture of a public kitchen used by the Dutch government to provide food for thousands of coal miners, many of whom were convicts. The public kitchen was built in 1918. The museum displays a four-meter-high fireplace, a number of cooking pots, 132 centimeters in diameter and 62 centimeters deep, various kitchen utensils and photographs depicting life in the city in the old days. "The museum aims to be a living museum so that tourists can feel the dynamics of a public kitchen in operation in the old days," said Amran.

Sawahlunto was founded on Dec. 1, 1888 after the Dutch government gave it the status Gemeente (small town).

The town has a population of 52,529 with people of different ethnicities including Minang, Javanese, Chinese-Indonesians, Batak, Bugis and Sundanese. The city's anniversary was celebrated on Thursday last week with various functions, including Makan Bajamba, a feast attended by over 2,000 people, followed by a Chinese barongsay (lion dance) performance, the Javanese kuda lumping (dance with a model of a horse) and many other attractions.


Link

Wednesday, January 16, 2008

Sawahlunto saat ini tengah berbenah menjadi kota pariwisata. Melakukan perubahan disegala sektor. Baik perubahan perekonomian dan perubahan tata kota yang selama ini cenderung tanpa kemajuan. Ditangan pemimpin kota saat ini Bpk. Ir. H. Amran Nur, bangunan-bangunan tua peninggalan Belanda dan juga gua-gua bekas tambang batubara dahulu kembali dibuka untuk umum. Sawahlunto menggeliat manjadi salah satu kota tujuan wisata di SUMATERA BARAT.

-------

Jika anda berkunjung ke Kota Sawahlunto,.. anda akan melihat sebuah MENARA yang  menjulang di tengah kota. Dipuncaknya jelas terlihat bentuk kubah yang menyatakan bahwa menara itu adalah menara sebuah mesjid. Tapi anda jangan terlalu cepat membuat sebuah kesimpulan. Karna bangunan yang berfungsi

sebagai menara masjid itu bukanlah bangunan baru demi menaikkan pamor Kota Sawahlunto yang berbudaya. Bangunan itu dulunya adalah sebuah cerobong asap pembangkit listrik tenaga uap, yang didirikan pada 1894. Dari konstruksi bangunannya, jelas bahwa bangunan itu dirancang oleh arsitek Belanda di masa penjajahan dulu. Tujuannya adalah agar kota tidak tercemar oleh polusi udara. Dengan ketinggian +/- 90 Meter, asap pembuangan akan langsung diterbangkan angin ke balik bukit yang mengelilingi kota Sawahlunto.

Menara dan Mesjid Agungnya hanyalah salah satu contoh bangunan peninggalan Belanda di Kota Batubara itu. Banyak lagi bangunan tua khas Belanda yang dapat anda nikmati di sana. Pemerintah Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, memang sedang giat "menghidupkan" motto "Kota Wisata Tambang yang Berbudaya" (*dicanangkan tahun 2001).

Saat pertama kali anda memasuki Kota Sawahlunto, anda akan diberikan keindahan yang tampak dari "Kelok S". Nama ini diambil karna jalan tersebut berbelok seperti huruf "S". Dari sini,... anda akan melihat Kota Sawahlunto dari ketinggian.. Akan lebih indah jika dilihat di malam hari.

Pemerintah kota yang dipimpin oleh Bpk. Ir. H. Amran Nur, benar-benar sedang bernafsu untuk memabngkitkan pariwisata di Kota ini. Sampai saat ini, +/- 75 bangunan pemerintah dan rumah tinggal masyarakat setempat dijadikan cagar budaya guna pengembangan pariwisata. Dengan mengucurkan dana bantuan Rp. 10 Juta untuk renovasi/mempercantik rumah yang berada di jalur wisata, maka kota Sawahlunto tampak tampil lebih cantik.

Bangunan yang dulunya adalah kantor sebuah bank pemerintahan yang berbentuk bangunan Belanda, sekarang dijadikan gedung pertemuan (sositet) bernama Gluck Auf, yang dibangun pada 1910. Dulu, disanalah para pejabat kolonial berdansa, bernyanyi, sambil menikmati minuman.

Ada puluhan bangunan Belanda di Kota Sawahlunto ini. Wisma Ombilin-1918, Kantor pusan Ombilin, Goedang Ransoem, Gereja, Sekolah, dan lain-lain adalah bangunan Heritage gaya kolonial Belanda yang melekat begitu kuat di jantung kota Sawahlunto. Berdiri kukuh hampir satu abad lamanya.

Bapak Walikota Amran Nur, melakukan metamorfosis bekas kota tambang itu menjadi living museum. Dia meneruskan perencanaan yang sudah dibuat wali kota sebelumnya, Subari Sukardi. Beliau menargetkan pendapatan asli daerah dari sektor pariwisata Rp 1,8 miliar per tahun. Gila...!! Dan beliau memang sangat Gila..!! (Maaf, Gila disini bukanlah gangguan jiwa. Tapi bentuk kekaguman atas target yang dicanangkannya... Semoga tercapai..)

Bukan hanya gedung peninggalan Belanda yang di "garap" secara bertahap, tapi juga bangunan bekas pertambangan, menara-menara, terowongan yang menuju tambang bawah tanah. Berbagai alat produksi dan pengolahan batu bara sisa ombilin dulu juga ikut didandani.

Untuk meningkatkan pendapatan daerah pengganti tambang, pemerintah sama sekali tidak membangun gedung baru. Mereka melakukan konservasi berbagai bangunan tua. Bahkan reruntuhan bekas tambang tidak dianggap perusak pemandangan, tapi dijadikan "monumen". Langkah ini yang membedakan Sawahlunto dengan kota lain yang malah meratakan dengan tanah bangunan tua nan bersejarah.

Pemerintah di sana mendirikan Museum Kereta Api Heritage Tourism. Dimana Stasiun Kereta Api Kota Sawahlunto dijadikan salah satu museum kereta api di Indonesia. Karna dari Kota inilah pertama kali adanya ide untuk mebangun jalur kereta Sawahlunto - Teluk bayur, guna membawa batu bara ke pelabuhan kota padang.

Kemudian Pemerinta Kota memugar bekas gudang ransum dan dapur umum tambang di daerah air dingin. Bangunan ini dulunya adalah tempat masak makan untuk ribuan kuli tambang--yang disebut "orang rantai"--. Museum ini dinamakan Museum Goedang Ransoem.

Sejarah "Orang rantai" tak akan bisa dilepaskan dari sejarah Sawahlunto. Merekalah para terpidana pemerintah kolonial Belanda yang dipaksa bekerja pekerja tambang batu bara. Nyaris tak pernah lepas dari rantai besi, mereka terus bekerja tanpa henti. Tak ada nama, karna mereka hanya dipanggil berdasarkan nomor urut rantai. Bahkan nisan-nisan merekapun hanya mencantumkan angka, tanpa nama....

Hebatnya Bpk. Ir. H. Amran Nur

Saya sebagai orang awam dalam dunia pemerintahan dan pengembangan kota, sangat salut dan bangga pada Bapak Walikota Sawahlunto Bpk. Ir. H. Amran Nur. Sejak duduk di kursi kepemimpinan (2003) hingga sekarang (2007) **hanya 4 tahun!!!** beliau sudah sanggup menciptakan Sawahlunto sebagai Kota Wisata yang Berbudaya.. Adapun Sektor Pariwisata yang dikembangkannya adalah :

1. Museum KA
2. Museum Goedang Ransoem
3. Obyek Tambang (Wisata Tambang)
4. Arena Pacuan Kuda kedua terpanjang di Indonesia
5. Danau Kandi + Kapal
6. Water Boom  
7. Taman Safari Mini (Kebun binatang)

Dan yang lebih menghebohkan lagi, Beliau akan segera membangun SKYLIFT yang akan simpang siur diatas kota sawahlunto. (sekali lagi... Beliau GILA..!!.. Hebat..!!). Dari mana dia menghasilkan uang sampai Miliar-an untuk mebangun kota itu..? Nah disanalah kehebatan sang pemimpin. Dia sanggup mendatangkan investor demi mewujudkan cita-cita nya menjadikan Kota Sawahlunto bukan hanya sebagai kota tambang.. tapi juga kota Wisata.

Dan percaya/tidak percaya.. Kini sawahlunto ada di peringkat ke-3 dalam taraf kenaikan pendapatan perekonomian kota dan masyarakat se-SUMATERA BARAT....
Apa lagi yang harus kita katakan kalau bukan kata "HEBAT"..! ???