Mengintip Homestay Ramah Lingkungan Teluk Ketapang,Trengganu
Spirit Ditengah Kemandirian Membangun Industri Rumahan
Oleh : INDRA YOSEF D
Pertumbuhan ekonomi Trengganu secara umum cukup baik. Namun ada yang membuat kita tercengang, ditengah maraknya pembangunan hotel berbintang, ternyata industry jasa homestay alias penginapan murah representative malah makin marak dengan keuntungan yang dinikmati pemiliknya. Inilah kreatifitas yang tengah dipertontonkan warga Teluk Ketapang, dan dari sinilah inspirasi itu muncul sehingga melahirkan Asosiasi Homestay Kota Sawahlunto.
Tingginya tingkat pertumbuhan ekonomi Asia dibidang tourism, didukung factor keamanan nasional dan global mengilhami banyak industry pariwisata di tanah air tumbuh dan berkembang seiring membaiknya perekonomian dunia saat ini. Salah satu indicator signifikan pertumbuhan itu adalah, berkembangnya usaha rumahan homestay sebagai penginapan alternative dan murah, namun hampir sekelas hotel melati hingga hotel berbintang dengan nuansa lingkungan ramah.
Salahsatu contoh berkembangnya industry homestay terkenal terdapat di Inggeris, tapi di Negara Asean seperti Malaysia dan Indonesia hal itu sudah berlangsung lama. Di Malaysia, wartawan Serambi Pos Indra Yosef melakukan peliputan mengikuti lawatan Asosiasi Homestay Sawahlunto ke Teluk Ketapang,Trengganu.
Untuk bisa sampai kesitu butuh waktu sekitar 7 jam lewat darat dari Kuala Lumpur, dan sekitar 20-an menit dengan pesawat terbang dari Bandara LCCT Kuala Lumpur ke Bandar Udara Sultan Mahmud Trengganu. Selama perjalan pulang pergi, rombongan dipandu Intan Putih Dalib dari Travel Agency Gift Two Holidays SDN.BHD.
Keberadaan homestay dikedua Negara itu telah mengilhami pertumbuhan homestay di Kota Sawahlunto. Tercatat, 25 homestay berhasil direkomendasikan “layak” dari 40 calon yang diusulkan oleh Dinas Parawisata dan Budaya setempat. Hal ini turut berkontribusi dalam mendukung laju pertumbuhan industry wisata melalui fasilitas hunian alternative yang murah tapi cukup representative,bersih, nyaman dan aman.
Sebagaimana dirilis Harian Utusan edisi Selasa 17 Mei halaman 33, yang mengutip pernyataan Menteri Pelancongan Malaysia Datuk Seri Dr.Ng Yen Yen menyebutkan, pada tahun lalu tercatat sekitar 108.798 orang wisatawan memanfaatkan jasa homestay di Malaysia. Dari jumlah angka itu, pengusaha rumah inap ini mampu menghasilkan pendapatan sekitar RM 6,2 ribu atau 41, 9 persen dari jumlah kunjungan wisatwan manca Negara dan 12 persen wisatawan domestic.
Melihat angka pertumbuhan mengagumkan itu, pihak Kementerian Pelancongan Malaysia terus melakukan pembinaan terhadap 2.987 pengusaha mandiri rumah inap homestay termasuk yang ada di Teluk Ketapang, Trengganu. Sebagai sebuah usaha kecil bernilai ekonomis, kelompok homestay Kota Sawahlunto beberapa hari lalu melakukan studi banding ke Teluk Ketapang, Trengganu, Malaysia. Mereka melihat dan mempelajari manajemen usaha homestay yang di bangun bersama warga Teluk Ketapang atas saling pengertian, kebersamaan, berdikari dan gotong royong, dengan tujuan berkembangnya tourism Malaysia secara nasional.
Menurut Ketua Asosiasi Homestay Teluk Ketapang M.Azmi Bin Abd Aziz, didampingi timbalannya (watua) Amiruddin Arifin, dan anggotanya Chek Mat Bin Ibrahim, Mohd Hasli MD Zin, Habibuddin Bin Rejab, dan Hj.Yusof bin Saleh , mengatakan, homestay Teluk Ketapang merupakan usaha rumahan masuk peringkat 4 dari 10 besar homestay terbaik di Malaysia. Mereka dibina dan disertifikasi khusus oleh Kementerian Pelancongan, dan pemerintah Bandarraya Trengganu.
“Konsep kami adalah, bagaimana tamu jadi bagian dari keluarga sendiri. Mereka harus tau budaya dan kebiasaan masyarakat setempat, sopan dan santun perlu dijaga.”kata Azmi, sambil memberi tau paket inap selama tiga hari dua malam plus makan ia bandrol seharga 285 ringgit Malaysia, atau sekitar Rp 800 ribu dengan nilai rupiah.”Sangat murah untuk ukuran Malaysia”tambah Amiruddin Arifin yang menyatakan banyak bangsa dari berbagai Negara sudah tinggal di homestay Teluk Ketapang. Itu semua, katanya, dampak dari gencarnya ia berpromosi di dalam negeri maupun manca Negara dengan biaya sendiri.
Selama berada di Teluk Ketapang 28 anggota rombongan Sawahlunto tinggal di homestay Teluk Ketapang, mereka menyatu sebagai keluarga serumpun yang bebas dari hirukpikuk politik. Mereka disuguhi keramahtamahan, dibawa keberbagai objek wisata, makan bersama dipantai Teluk Ketapang, bergembira ria dengan permainan lucu, meninjau rumah warga sebagai rumah inap. Menanam bunga, serta bertukar cendera mata dan plakat.
Ketua Homestay Sawahlunto Hj.Kamsri Benti,SE bertutur, banyak pengalaman dan ilmu yang dapat dipelajari di negeri jiran itu untuk dikembangkan ditanah air. “Kami sangat terkesan dengan pelayanan mereka, ramah ikhlas, dan seperti keluarga sendiri.Tak ada yang membatasi kedua kultur. Inilah inspirasi kami untiuk mengembangkan homestay di Sawahlunto” ucap Kamsri Benti.
Paket inap yang dikembangkan Asosiasi Homestay Sawahlunto terdiri dari paket wisata liburan sekolah, peringatan hari jadi kota setiap 1 Desember,wista religi, dan lainnya. Soal biaya anda cukup menyediakan dana Rp 1 juta untuk 5 hari 4 malam.
0 Komentar:
Post a Comment