Monday, July 30, 2007

Saat sedang browsing internet, aku melihat sebuah sudut kota kecil yang sangat aku rindukan,... SAWAHLUNTO. Sebuah kota kecil dimana asal usulku dimulai... dimana banyak kenangan indah tersimpan di sana... Aku ingin sedikit bercerita tentang kota kelahiranku.. tempat dimana aku menemukan kasih sayang dan kebersamaan dalam hidup bermasyarakat.



Aku lahir di Sawahlunto, pada tahun 1977. Dari pasangan Edy Warno  Kamsri Benty. Yang kuingat dimasa kecil ku itu, kota
Sawahlunto tidaklah begitu ramai. Orang yang punya "tipi" (TV) aja jarang banget...!!, apalagi yang punya motor.. hihihi... . Mungkin saat itu, memiliki TV adalah simbol kemakmuran seseorang. (Hehehe... kasian banget ya..?  ). Tapi saat aku beranjak SD, aku mengenal istilah "SAWAHLUNTO - Kota Hongkong Diwaktu Malam". Weiss..., keren banget ya julukan kota-ku..! Kayak yang gemanaaaa geto..! Tapi memang begitulah julukan kota Sawahlunto saat itu. Kalau malam telah tiba, lampu kota dan lampu jalan menyala terang benderang dan membuat suasana kota sangatlah indah bermandikan cahaya . Hmmm... kangennya aku dengan suasana itu... Dan jika dilihat dari ketinggian, maka gemerlap cahayanya sangat mirip seperti Hongkong di waktu malam.. (padahal sampe detik ini pun aku belum pernah ke Hongkong.. hehehe..)

Kota-ku (maksudnya kota kelahiran-ku.. hehehe.. ) dikelilingi oleh bukit. Ada puncak "Mato Aia" (mata air), ada puncak Polan (yang konon diambil dari nama negara seorang pastor (Polandia) yang hilang di puncak tersebut karna dibawa oleh mahluk halus - orang bunian). Dulu, kedua bukit inilah tempat aku dan teman-temanku camping/berkemah. Dari puncak ini, aku dapat menyaksikan "Hongkong diwaktu malam" itu. Memang,..begitu indah..!!!

Sawahlunto berada +/- 110 KM dari kota Padang. Jika menempuh jalan darat (Lha,.. memang cuma ada jalan darat untuk menuju kota ini kok.. hehehe ), maka Padang-Sawahlunto +/- 2,5 Jam kearah Sijunjung. Sampai di Muaro Kalaban, belok ke kiri menuju Sawahlunto. Sebelum sampai ke kota, kita akan menikmati jalan yang berbelok-belok (waktu aku kecil, aku sering muntah kalo melewati jalan ini), dan di sisi kiri jalan kita akan melihat pemandangan indah perbukitan khas Sawahlunto. (Hiks.. kangennya aku dengan kota ini ...).


Kotaku sangatlah kecil, tapi wilayahnya cukup luas. Karna struktur geografis kota Sawahlunto yang berbukit, maka kota-kota kecil tersebar dan berpencar terhalang bukit. Di kota-ku, banyak ragam budaya disana. Walau mayoritasnya diisi oleh jawa dan keturunan. Mungkin 50% penduduk Sawahlunto adalah suku Jawa dan keturunannya, dan beberapa % ber-suku Minang, Batak, Aceh, Sunda, dll. Jadi sangat wajar, jika Sawahlunto juga dikenal dengan istilah kota Multikultural or Multietnik. Kota yang penduduk terdiri dari berbagai macam suku dan golongan. Itulah yang membuat Sawahlunto menjadi kota yang unik di mataku.... Belum lagi bangunan-bangunan tua khas arsitektur Belanda. Sekolah TK ku-Santa Lucia, adalah sekolah dengan bangunan peninggalan Belanda. Bersebelahan dengan Gereja yang juga khas peninggalan Belanda. Disebelahnya  lagi ada gedung koperasi Ombilin, juga bangunan Belanda. Bank Mandiri sekarang, juga Bangunan Belanda. Dan yang paling besar adalah Gedung Kantor PT BA Ombilin  yang berdiri kokoh dan gagah melambangkan kentalnya kekuasaan Belanda di sana.

Hmm... Sampai sekarang, rasa kangen itu masih ada. Mungkin terus ada...Tak akan pernah bisa melupakan kota kecilku itu. Ingin kubangun negri-ku, kota-ku, kenangan-ku.. tapi apa daya saat ini belum memungkinkan. Karna Lapangan pekerjaan dan perekonomian di sana belum bisa membawaku kembali ke tanah kelahiran-ku.. SAWAHLUNTO. Mungkin suatu saat nanti... InsyaAllah

Sunday, July 15, 2007

Sawahlunto,…
Selain dekenal sebagai Kota penghasil Batu Bara, Sawahlunto juga dikenal dengan nama Kota Multikultural atau Kota Multietnik, karena kota tua ini banyak memiliki ragam budaya dari beberapa daerah di Indonesia ini. Semenjak zaman penjajahan Belanda, Jepang dan Era Kemerdekaan Republik Indonesia, penduduk yang homogen dengan berbagai suku (Jawa, Minang, Batak, Sunda, Aceh, dll) mempunyai keunikan dan tradisi tersendiri.

Kesenian dan Kreatifitas seni tiap suku begitu menonjol di Kota ini. Sebut saja Kuda Kepang, Campur Sari, Randai, Kesenian Batak, Tarian Minang, dll begitu sering unjuk gigi dalam setiap kesempatan yang ada. Bahkan zaman dahulu… Pagelaran Wayang saja sering sekali diadakan di Kota ini. (Menurut cerita.. mbah buyutku dulu juga seorang dalang. Hahaha.. Hebat! Eh, bener gak ya..? ) Hiks.. Hiks.. tapi sayang, sekarang pagelaran wayang itu sudah tak ada lagi. Entah karna sudah tak diminati atau entah gak ada lagi orang yang sanggup menjadi Dalang?? Entahlah....

Rasa senasib dan sepenanggungan (sebagai orang rantau) membuat kehidupan bermasyarakat di kota ini begitu harmonis, saling menghargai, tolong menolong dan penuh kekeluargaan, sehingga wajar jika kota ini dijuluki “Kota Idaman”, yaitu Kota yang Indah, Damai, Aman dan nyaMAN.


Menurut orang-orang, asal nama Sawahlunto berasal dari 2 suku kata.
- Sawah, yang artinya tempat bercocok tanam, dan
- Lunto adalah sebuah nama nagari di perbatasan silungkang dan lumindai.
Dan nama nagari ini (Lunto) juga dipakai sebagai nama batang sungai (Batang Lunto) yang mengalir membelah kota Sawahlunto .
Konon,.. arti Sawahlunto adalah : Sawahnya orang Lunto,… atau
Sawah yang ada di pinggiran Batang Lunto.
Saya sendiri tak bisa membuat kesimpulannya. Bagaimana dengan anda..?? :)

Sawahlunto adalah salah satu kota dengan perekonomian yang pasang surut. Nain turun diterjang gelombang perekonomian. Pernah jaya pada masa sebelum penjajahan jepang. Kemudian redup pada masa G-30-S, saat pemain-pemain politik mengganggu aktifitas tambang. Dan Konon,.. pada masa ini pulalah, terjadi kristenisasi di kota Sawahlunto.
( Tapi saya tidak akan membahas hal ini begitu jauh.. karna AGAMA adalah hak individu ). Kemudian
Sawahlunto menggeliat lagi,.. saat OMBILIN memajukan sektor pertambangan.

Saat ini, kembali Sawahlunto berada pada level terendah. Perekonomian mati. Kota mati. Lapangan kerja Mati… Tapi harapanku… Semangatku akan tetap kujaga agar jangan pernah MATI.

Dengan berharap kepada pejabat kota,.. Mari kobarkan semangat untuk membangun Negri Tercinta. Jangan pernah Mati semangatmu… Janganlah MATI ide-ide kreatifmu.
Sawahlunto sudah terbiasa dengan pasang surut perekonomian kotanya. Dan saya sangat yakin, Sawahlunto Menggeliat dimasa yang akan datang. Dengan visi KOTA WISATA TAMBANG YANG BERBUDAYA, dimasa depan.. Sawahlunto akan jadi kota tujuan wisata orang-orang dari mancanegara. Majulah Kotaku Tercinta…!!! Dengan segenap kemampuanku,..kudukung perjuangan membangun kota kita tercinta “SAWAHLUNTO“.