PILKADA kota Sawahlunto akan digelar untuk mencari pemimpin baru. Duet Amran-Fauzi akan segera mengakhiri masa indah mereka. Duet tersebut akan berpisah dan akan mengusung bendera masing-masing. Padahal, banyak hal yang berubah sejak Amran Nur menjadi Walikota dan Fauzi Hasan menjadi wakilnya.
Perubahan kota yang sangat drastis dalam periode "HANYA" 5 Tahun, membuat saya dan mungkin banyak masyarakat sawahlunto patut untuk mengucapkan TerimaKasih yang sebesar-besarnya atas hasil kerja mereka berdua selama 5 Tahun ini.
Berikut hasil pertanggung jawaban masa kerja dari Duet Amran-Fauzi yang saya peroleh dari
Situs Pemerintahan Kota SawahluntoKeberhasilan Pembangunan Kota Sawahlunto
Dibawah Kepemimpinan
WALIKOTA - Ir.H.AMRAN NUR dan WAKIL WALIKOTA - FAUZI HASAN
PERIODE 2003 – 2008
Masa kemimpinan Walikota dan Wakil Walikota periode tahun 2003 – 2008 telah dapat melaksanakan amanah yang diberikan sesuai dengan Visi dan Misi sebagai berikut :
VISI
Sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Sawahlunto Nomor 2 Tahun 2001 tentang Visi dan Misi, disebutkan bahwa Visi Kota Sawahlunto adalah ” Kota Sawahlunto Tahun 2020 menjadi Kota Wisata Tambang yang Berbudaya “.
Berdasarkan Visi Kota tersebut, maka ditetapkan Visi Pemerintah Kota lima tahun ke depan 2003 - 2008 yaitu ” Terwujudnya Sawahlunto menjadi tempat yang lebih baik untuk hidup, berusaha dan dikunjungi, menuju Kota Wisata Tambang yang Berbudaya ”.
Pada visi tersebut terkandung nilai-nilai yang ingin diwujudkan yaitu : utilitas kota yang lebih baik, kualitas Sumber Daya Manusia yang semakin meningkat, kerukunan beragama dan budaya serta kota yang menyenangkan untuk dikunjungi oleh banyak orang.
Indikator keberhasilan pencapaian Visi tersebut antara lain :
- Kerukunan dan pengamalan agama dan adat semakin membaik.
- Kualitas dan kuantitas permukiman/ perumahan dan sarana prasarana kota meningkat.
- Jumlah orang yang tinggal dan bekerja di Kota Sawahlunto semakin meningkat.
- Ekonomi masyarakat semakin berkembang.
- Kualitas objek wisata semakin membaik.
- Jumlah investasi di Kota Sawahlunto meningkat.
MISI
Misi Kota Sawahlunto berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2001 adalah :
- Memelihara dan mengembangkan nilai – nilai dasar agama dan adat ditengah masyarakat.
- Meningkatkan fasilitas dan pelayanan umum
- Mengembangkan objek wisata tambang
- Mengembangkan seluruh potensi kota yang dapat mendorong berkembangnya pariwisata.
Untuk pencapaian Visi pemerintah Kota, maka perlu ditetapkan misi lima tahun kedepan (2003-2008) yaitu :
- Memelihara dan mengamalkan nilai-nilai dasar agama dan adat istiadat serta menciptakan kondisi yang kondusif di tengah-tengah masyarakat.
- Menumbuhkankembangkan sektor riil dengan menitikberatkan pada ekonomi kerakyatan.
- Meningkatkan kualitas aparatur dan masyarakat
- Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana prasarana dasar
- Mengembangkan kepariwisataan.
Program pengembangan kota kurun waktu lima tahun (2003- 2008) :
1. BIDANG AGAMA
Dalam usaha peningkatan pemahaman ajaran agama di tengah-tengah masyarakat yang mengacu pada visi kota, telah dilaksanakan berbagai kegiatan sebagai berikut :
- Pengentasan buta Al-Quran dengan menerapkan program Baca Tulis Al-Quran
- Mendorong Pengurus Mesjid dan Mushalla untuk melengkapi dan menyediakan sarana berwuduk yang represntatif melalui pemberian bantuan biaya untuk memberi keramik tempat berwuduk Mesjid dan Mushalla. Bantuan ini diberikan sebelum masuknya bulan Ramadhan dengan harapan pada pelaksanaan ibadah Ramadhan dengan harapan pada pelaksanaan ibadah Ramadhan, sarana ini sudah dapat dimanfaatkan. Melalui kegaiatn ini telah dibantu biaya penyediaan sarana berwuduk bagi 41 Mesjid dan Mushalla.
- Dalam rangka menjalin silaturahmi antara Pemerintah Kota dan masyarakat, setiap bulan Tim Ramadahan ke Mesjid dan Mushalla di Kota Sawahlunto sasaran sebanyak 65 Mesjid dan Mushalla setiap tahunnya. Tim yang dibentuk terdiri dari pejabat seluruh Unit Kerja yang ada di jajaran Pemerintah Kota serta Muspida. Melalui kunjungan ini sekaligus diharapkan dapat menampung dan menghimpun informasi secara langsung dari masyarakat untuk kemajuan Kota.
- Pengangkatan Pelatih Qari dan Qoriah kontrak sebanyak 4 orang yang ditempatkan pada 4 Kecamatan. Kegiatan ini bertujuan untuk merangsang dan mengembangkan minat baca Al-Quran di tengah-tengah masyarakat, sekaligus untuk menyiapkan kader Qori dan qoriah Kota sawahlunto yang akan diikutkan dalam MTQ Tingkat Propinsi. Kegiatan ini perlu jadi perhatian kita bersama terutama instansi yang terkait untuk lebih mengintensifkan upaya penyiapan kader, karena prestasi dan peringkat Kota Sawahlunto pada MTQ Tingkat Propinsi yang terakhir berada pada posisi yang tidak menggembirakan.
- Pelaksanaan MTQ tingkat Kota Sawahlunto didahului dengan pelaksanaan MTQ Tingkat Kecamatan untuk menyeleksi calon utusan masing-masing Kecamatan. Kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan serta merangsang perkembangnya minat baca Al-Quran di tengah-tengah masyarakat, disamping sebagai seleksi terhadap kader-kader yang telah disiapkan sebagai duta Kota Sawahlunto dalam MTQ Tingkat Propinsi.
- Pengangkatan Da’i kontrak sebanyak 6 orang yang ditempatkan di 4 Kecamatan. Kegaiatan ini bertujuan untuk pembinaan keagaman di tengah masyarakat sekaligus untuk menyiapkan kader-kader Da’i pada setiap Kecamatan.
- Mendorong dan Memfasilitasi pemimpin eselon II dan III di lingkungan Pemerintah Kota menjadi pimpinan yang sekaligus mempunyai bekal dan kemampuan mental spritual yang baik, melalui kegiatan pelatihan menjadi Da’i dan melaksanakan kegiatan Pencerahan Suara Hari dengan fasilitattor yang menguasai metode Emotional Spritual Quation (ESQ) bagi pejabat eselon II dan III mengikuti pelatihan ESQ di luar Kota Sawahlunto.
- Fasilitasi, Koordinasi Pembinaan Penyelenggaraan Jenazah. Kegiatan ini diadakan untuk menyiapkan kader-kader di tengah masyarakat, mengingat semakin langkanya orang yang mampu dan mau untuk menyelenggarakan jenazah.
- Fasilitasi, Koordinasi Pembinaan Kader Imam dan Khatib, dalam upaya untuk terus memupuk pemahaman dan penerapan nilai-nilai keagamaan, seklaigus untuk mengantisipasi kelangkaan Imam dan Khtib di tengah masyarakat.
- Memfasilitasi keberangkatan/pemulangan dan penyambutan jemaah haji
- Memfasilitasi Penyelenggraan Peringatan Hari-Hari Besar Islam, dengan tujuan agar umat Islam tidak melupakan sejarah perkembangan agama Islam, sekaligus diharapkan akan dapat memantapkan aqidah umat Islam di Kota Sawahlunto.
2. BIDANG ADAT ISTIADAT
Sesuai dengan komitmen Pemerintah Dearah Propinsi Sumatera Barat untuk kembali menggali dan melestarikan nilai-nilai adat dan budaya adat Minangkabau, di tengah-tengah masyarakat, maka Pemerintah Kota Sawahlunto juga punya komitmen yang sama melalui dukungan terhadap berfungsinya Sekretariat bersama Tali Tigo Sapilin Tungku Tigo Sajarangan (MUI,BAZ,LKAAM). Hal ini perlu dilakukan karena dnegan latar belakang sejarah keberadaaan Kota Sawahlunto yang terdiri dari multi etnikdan budaya serta semakin kuatnya pengaruh era globalisasi, yang apabila tidak diantisipasi dengan cepat dikhawtirkan lama kelamaan nilai-nilai budaya dan adat Minangkabau akan luntur di tengah-tengah masyarakat.
Menjawab tantangan yang demikian Pemerintah Kota Sawahlunto telah mencoba merangkul dan memberdayakan lembaga Tali Tigo Sapilin Tungku Tigo Sajarangan (MUI, BAZ, LKAAM) dengan memberikan bantuan Biaya Operasional, yang berjumlah sebanyak 10 lembaga yang di Kota Sawahlunto. Fasilitas ini diharapkan dapat menjadi stimulusnterhadap berbagai bentuk kegiatan yang dilaksanakan dalam pelestarian niali-nilai adat dan budaya Minangkabau.
3. BIDANG APARATUR
Peningkatan kinerja aparatur pemerintah Kota Sawahlunto dimaksudkan untuk mengoptimalkan pelaksanaan tugas pemerintahan yang dicerminkan dalam keberhasilan pelaksanaan tugas pokok satuan kerja masing-masing. Dalam tiga tahun terakhir telah dilaksanakan program-program di bidang aparatur sebagai yang telah dilaksanakan meliputi :
A. PENGEMBANGAN SUMBER DAYA APARATUR
Pengembangan sumberdaya aparatur bertujuan untuk mempersiapkan personil yang memenuhi kualifikasi manajerial dalam pelaksanaan tugas, serta menyiapkan aparatur yang profesional dan mampu menyelenggarakan tugas-tugas umum pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan yang dilakukan melalui :
1. Pendidikan formal
Dalam tiga tahun terakhir telah terjadi peningkatan kualitas pendidikan formal aparatur secara cukup signifikan yang ditandai dengan pendidikan meningkatnya jumlah PNS yang berpendidikan Diploma dan Sarjana serta Pasca Sarjana serta berkurangnya PNS yang berpendidikan SD, dan SLTP. Peningkatan kualifikasi pendidikan ini difasilitasi oleh pemerintah kota melalui penugasan belajar bagi PNS dengan dibiayai pemerintah kota serta izin belajar atas biaya PNS sendiri.
2. Diklat Kepemimpinan
Guna mempersiapkan aparatur yang akan menjadi pimpinan dan menduduki jabatan structural, maka secara rutin juga telah dikirim sejumlah pegawai yang dianggap mampu dan dipersiapkan untuk menduduki jabatan structural untuk mengikuti pendidikan penjenjangan.
Dengan dikirimnya pejabat eselon II,III, dan IV serta staf yang akan dipromosikan untuk menduduki jabatan struktural diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan, keahlian, keterampilan dan sikap calon pejabat eselon dalam melaksanakan tugas yang diamanahkan, menciptakan aparatur yang mampu berperan sebagai pembaharu dan perekat persatuan dan kesatuan bangsa.
Dalam upaya meningkatkan keterampilan dan keahlian aparat maka secara rutin pemerintah kota juga mengirim sejumlah personil mengikuti diklat teknis fungsional, dan pelatihan teknis yang dilaksanakan berbagai institusi di tingkat lokal, nasional dan regional.
4. BIDANG TENAGA KERJA
Dalam menghadapi tantangan ini Pemerintah Kota Sawahlunto berupaya untuk dapat membuka, menciptakan lapangan kerja dan meraih setiap peluang lapangan kerja bagi penduduk Angkatan kerja di Kota Sawahlunto yang merupakan Pencari Kerja.
Secara Statistik Penduduk Kota Sawahlunto tahun 2005 yang berusia 15 tahun keatas berjumlah 36.173 jiwa atau 68,56 % dari jumlah penduduk usia kerja dimana jumlah penduduk yang bekerja adalah 19,489 jiwa atau 86,45 % dari jumlah Angkatan Kerja dan jumlah Pencari Kerja adalah 2.907 atau 12,89 % dari jumlah Angkatan Kerja yang ada.
Jumlah Pencari Kerja yang tercatat maupun tidak tercatat menunjukkan tingkat pengangguran yang setiap tahun melihatkan kenaikan Angka Pengangguran yang kita hadapi termasuk tinggi pada tahun 2003 Angka Pengangguran secara statistik 12,63% dan pada tahun 2004 adalah 13,71 % mengalami kenaikan 1,08 % dan pada tahun 2005 diperkirakan 12,89 % atau mengalami penurunan 0.82 %.
Pemerintah Kota Sawahlunto terus berupaya agar pencari kerja yang ada di Kota Sawahlunto ini dapat diserap oleh Lapangan Kerja di berbagai sektor usaha dengan melakukan :
1. Meningkatkan Kemampuan SDM Pencari Kerja dengan memberikan Pendidikan dan Pelatihan agar kompetensi Tenaga Kerja dapat memenuhi standard yang diminta oleh Perusahaan Swasta melalui STC (Sawahlunto Traning Center). Untuk mendukung Pelaksanaan STC ini PEMKO telah mengalokasikan dana sejumlah 380.296.375 dengan rincian :
Dengan meningkatkan Kompetensi Tenaga Kerja melalui STC ini kita dapat memenuhi lapangan kerja atau Kesempatan Kerja walaupun pencari kerja kita bekerja diluar Kota Sawahlunto dimana dengan pelaksanaan STC selama ini kita mengirimkan Tenaga Kerja wanita usia 18 s/d 21 tahun untuk bekerja di Perusahaan di Pulau Batam dan sekitarnya.
2. Berupaya mendapatkan lapangan kerja atau kesempatan kerja yang tersedia disektor usaha lainnya seperti di Perusahaan sektor Pertambangan dengan bekerjasama dengan PT.PAMA PERSADA NUSANTARA JAKARTA melaksanakan Rekruitment bagi Pencari Kerja kita tahun 2004-2005 baik yang sebelumnya telah mempunyai pengalaman kerja ataupun belum mempunyai pengalaman kerja. Untuk Rekruitment ini kita menghimpun seluruh berkas lamaran kerja kemudian seleksi administrasi dilakukan oleh PT.PAMA sendiri, peserta yang lulus seleksi administrasi dipanggil test potensi dilanjutkan dengan test kesehatan (Medical Check Up).
3. Guna menjawab keterbatasan lapangan kerja diluar sektor pemerintahan yang ada seperti Badan Usaha milik Pemerintahan dan usaha sektor swasta lainnya, Pemko Sawahlunto berupaya memberikan kesempatan kerja bagi tenaga kerja yang menganggur untuk bekerja dilingkungan Pemerintah Daerah Kota Sawahlunto sebagai PNS dan Non PNS seperti Pegawai Kontrak, Pegawai Harian/Honorer dan Guru Bantu. Dari tahun 2003 s/d 2006 jumlah pencari kerja yang terserap bekerja di Lingkungan Pemerintah Kota Sawahlunto adalah 1.472 orang.
4. Upaya Lain yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Sawahlunto saat ini adalah membantu menciptakan peluang usaha dengan membuat program bagi para pencari kerja kita yang lulusan Perguruan Tinggi/Sarjana yang jumlahnya cukup besar dengan melaksanakan kegiatan Sarjana Sinsingkan Lengan Baju.
5. Kegiatan Sarana Prasarana Desa/Kelurahan. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam bentuk kegiatan fisik berupa fasilitas umum yang dimanfaatkan didesa/kelurahan se Kota Sawahlunto . Alokasi dananya bersifat stimulan untuk munculnya swadaya masyarakat. Setiap kegiatan mendapat dana maksimal sebesar Rp.25.000.000,- namun dana riel untuk satu kegiatan tergantung pada hasil survey lapangan dan Penghitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB).
5. BIDANG PENDIDIKAN
Peningkatan kualitas pendidikan merupakan salah satu program prioritas/ strategis dari 9 (sembilan) program prioritas/ strategis Pemerintah Kota Sawahlunto periode tahun 2003 – 2008, seperti tertuang dalam Peraturan Daerah Kota Sawahlunto nomor 6 Tahun 2003 tanggal 29 September 2003 tentang rencana strategis Pemerintah Kota Sawahlunto tahun 2003-2008.
Dalam 3 (tiga) tahun terakhir ini telah dituangkan dalam APBD Kota Sawahlunto melalui beberapa kebijakan/kegiatan/terobosan dan program unggulan yang menunjang peningkatan kualitas pendidikan, sebagai berikut :
1. Peningkatan kualitas Guru dan Tenaga Kependidikan
a. Pelaksanaan MGMP
Guru merupakan komponen kunci dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Untuk itu pengetahuan dan kemampuan guru harus selalu ditingkatkan. Melalui kegiatan MGMP, guru berkumpul per mata pelajaran untuk bermusyawarah dan berkolaborasi guna meningkatkan pemahaman terhadap pembaharuan dan perkembangan materi pelajaran.
b. Magang Guru pada Sekolah Favorit
Kegiatan magang guru pada sekolah favorit bertujuan untuk meningkatkan wawasan guru dan dapat menyerap program – program pada sekolah tempat magang untuk diterapkan disekolah tempat mereka bertugas.
c. Magang Guru SMK pada perusahaan multi Nasional
Mulai tahun 2006 ini telah diprogramkan untuk magang guru SMK pada perusahaan multi Nasional. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi dan pengalaman guru SMK, yang dapat ditularkan kepada siswa, sehingga lulusan SMK dapat memiliki kompetensi untuk bersaing memasuki dunia kerja. Jumlah guru yang akan dimagangkan adalah sebanyak 5 orang.
d. Evaluasi Kinerja Guru
Pelaksanaan evaluasi kinerja guru dilaksanakan setiap tahun,yakni pada akhir pelaksanaan ujian semester II (kenaikan kelas). Alat evaluasinya berupa quesioner yang diisi oleh siswa, yang meliputi beberapa aspek antara lain penguasaan materi, metoda,performance, dan tingkah laku guru dalam melakukan proses pembelajaran. Hasil evaluasi ini kita jadikan bahan pertimbangan dalam melakukan pembinaan dan peningkatan mutu guru.
e. Evaluasi Kinerja Kepala Sekolah
Sebagaimana dituntut dalam PP Nomor 19 Tahun 2005 bahwa evaluasi kinerja sekolah harus dilakukan sekali dalam setahun. Maka dalam tahun ini kita melakukan penilaian kinerja sekolah/Kepala Sekolah. Adapun aspek yang dinilai adalah tentang tugas dan fungsi Kepala Sekolah yakni Kepala Sekolah sebagai Edukator, Manager, Administrator, Supervisor, Leader, Inovator dan Monitivator (EMASLIM) .
2. Peningkatan kesejahteraan Guru/ Tenaga kependidikan
a. Memberikan tunjangan Daerah sebesar
b. Memberikan insentif bagi guru yang bertugas pada daerah semi terisolir Memberikan bantuan uang muka kredit kendaraan roda dua
c. Memberikan THR 1 bulan gaji
d. Memberikan premi Asuransi pendidikan bagi anak – anak guru
3. Peningkatan Kualitas Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
a. Belajar tambahan untuk menghadapi UNAS
Kegiatan belajar tambahan dilaksanakan pada masing – masing sekolah (SMP/MTs/SMA/MA/SMK), bertujuan agar siswa kelas III lebih siap menghadapi UNAS sehingga persentase kelulusan dan nilai rata – rata UNAS dapat ditingkatkan. Belajar tambahan dilaksanakan pada sore hari dimulai sejak awal siswa duduk di kelas III sampai minggu terakhir menjelang pelaksanaan UNAS. Metode pembelajaran yang diterapkan pada belajar tambahan berbeda dengan metode pembelajaran pagi hari, yakni menggunakan metode smart teaching dan smart solution seperti yang diterapkan pada bimbingan belajar yang diterapkan di Lembaga Kursus.
b. Pembekalan Guru Belajar Tambahan Bekerjasama Dengan Primagama Yogyakarta
Pelaksanaan belajar tambahan bagi siswa kelas III SMP/MTs/SMA/MA/SMK dengan menggunakan metode pola Bimbel/Kursus. Agar guru menguasai metoda yang dikembangkan pada lembaga Bimbel/Kursus, maka dilaksanakan pembekalan kepada guru mata pelajaran yang diunaskan dan mata pelajaran IPA (Fisika,Biologi,Kimia) dengan mendatangkan instruktur dari Primagama Pusat Jogyakarta. Sehingga guru dalam memberikan materi/membimbing siswa pada belajar tambahan menggunakan metoda Smart Teaching dan Smart Solution yang dikembangkan pada Lembaga Pendidikan Primagama.
c. Ujian Standar Kota
Mulai pada semester II Tahun Pelajaran 2003/2004 dilaksanakan ujian standar kota pada setiap jenjang pendidikan (SD / MI / SMP / MTs / SMA / MA / SMK). Ujian Standar Kota bertujuan untuk mengendalikan mutu pendidikan pada setiap satuan pendidikan, karena dari nilai rata – rata yang diperoleh oleh sekolah kita dapat menentukan peringkat dari masing – masing sekolah .
Pemeriksaan ujian standar kota dilakukan dengan Sistem Komputerisasi menggunakan peralatan pemeriksaan ujian Digital Mark Reader (DMR). Alat ini juga dapat digunakan untuk menganalisis tingkat kesulitan dan tingkat penguasaan siswa terhadap setiap butir soal ujian .
d. Program TI & CISCO
Pada SMKN 1 Sawahlunto telah dibuka program keahlian baru yakni Teknologi Informasi (TI) bekerjasama dengan CISCO Networking Academy, sebuah program pendidikan komputer yang berpusat di New York Amerika Serikat. Pusat Academy yang disebut sebagai Regional Academy (RA) CISCO di Indonesia berada di SMK Pasundan Bandung. SMKN 1 Sawahlunto telah menandatangani MOU sebagai Local
Academy (LA) CISCO dengan Regional Academy (RA) CISCO SMK Pasundan Bandung .
Penerimaan siswa program keahlian TI & CISCO pada SMKN 1 Sawahlunto telah dimulai sejak awal Tahun Pelajaran 2005/2006 yakni sebanyak 1 (satu) lokal dengan jumlah siswa sebanyak 29 orang siswa. Bagi siswa yang telah mengikuti dan lulus CISCO Networking Academy Program ((CNAP) berhak mendapat gelar CCNA (Cisco Certificate Network Academic) yakni sejenis gelar akademis yang diakui secara Internasional .
6. BIDANG PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA
KEBIJAKAN DAN KEGIATAN PEMBANGUNAN
1. Penataan Kawasan Kota Lama
Salah satu objek wisata yang sangat potensial wisata yang dapat dikembangkan adalah Kawasan Kota Lama Sawahlunto. Kawasan kota lama ini secara geografis terletak tepat di tengah-tengah daerah administratif Kota Sawahlunto. Kawasan ini dulunya merupakan pusat dari seluruh kegiatan penambangan pada masa kolonial Belanda. Kawasan itu telah memiliki sarana dan prasarana untuk menunjang aktifitas kegiatan tambang dan perkotaan. Pada masa itu di kawasan ini digunakan sebagai lakosi kantor pusat tambang, lokasi tempat pengolahan batubara, lokasi pengangkutan batubara menuju Pelabuhan Teluk Bayur di Padang, serta perumahan pimpinan dan pekerja tambang. Di kawasan ini juga dilengkapi dengan sarana olah raga berupa lapangan sepak bola dan tennis. Selain itu di kawasan ini juga dilengkapi dengan fasilitas kesehatan berupa rumah sakit umum. Sedangkan untuk menunjang kehidupan para pekerjanya maka di kawasan ini terdapat pasar serta bangunan pertokoan.
Sebagai salah satu saksi sejarah perkembangan kegiatan penambangan batubara pertama di Indonesia, kawasan Kota Lama Sawahlunto sangat cocok untuk dijadikan sebagai salah satu tujuan wisata. Dengan banyaknya bangunan-bangunan tua dari jaman pemerintahan kolonial Belanda yang masih ada menjadikan daya tarik tersendiri.
Permasalahan yang dihadapi untuk menjadikan kawasan Kota Lama Sawahlunto sebagai salah satu tujuan wisata salah satunya adalah kondisi visual kawasan yang cenderung menurun. Banyak bangunan lama yang tidak terpelihara dengan baik terutama di sekitar Pasar Remaja. Kondisi infrastuktur yang kurang baik
Dengan mempertimbangkan hal tersebut di atas, maka Pemerintah Kota Sawahlunto sejak awal tahun 2004 telah melakukan upaya untuk meningkatkan dan memperbaiki kondisi kawasan Kota Lama. Tujuan usaha penigkatan dan perbaikan kawasan ini adalah untuk memperbaiki kualitas fisik kawasan Kota Lama serta berusaha mengembalikan sejauh mungkin kondisi seperti keadaan pada masa jaman pemerintahan Kolonial Belanda.
Adapun upaya-upaya yang dilakukan adalah dengan melakukan kerjasama dengan Negara Malaysia dalam hal ini Kerajaan Negeri Melaka. Selain itu adanya bantuan dari Kedutaan Besar Belanda di Indonesia yang melakukan identifikasi tentang kondisi kawasan dan infrastrukturnya. Yang terakhir adalah bantuan teknis dari Departemen Permukinan dan Prasarana Wilayah Republik Indonesia. Hasil dari bantuan teknis tersebut dituangkan dalam perencanaan induk Penataan Kawasan Kota Lama Sawahlunto. Perencanaan ini akan diimplementasikan dalam jangka waktu tiga tahun dari tahun 2005 sampai tahun 2007.
Kegiatan penataan kawasan kota lama ini dilaksanakan bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatan kondisi fisik Kawasan kota lama dengan cara melakukan perbaikan infrastruktur dan penataan ruang.
Kegiatan Penataan Kawasan Kota Lama Khususnya di Kawasan Lapangan Segitiga dan Wisma Ombilin meliputi:
1. Perbaikan dan dan peningkatan Lapangan Segitiga yang berada tepat di depan Kantor PT. Bukit Asam dengan membuat pelataran terbuka. Selain itu pada lokasi tersebut juga dilengkapi dengan sarana bermain anak.
2. Pembangunan pagar baru di depan Sekolah Dasar dan Wisma Ombilin serta di depan Bekas Bank Mandiri.
3. Pembangunan trotoar di sepanjang Wisma Ombilin dan bekas Bank Mandiri
Kegiatan ini di danai oleh dana pusat dan APBD Kota Sawahlunto. Dana pusat digunakan untuk membiayai kegiatan perbaikan dan peningkatan Lapangan Segitiga berserta sarana bermain anak dan membangunan pagar serta trotoar di depan bekas Bank Mandiri. Sedangkan dana dari APBD Kota Sawahlunto digunakan untuk membangun pagar dan trotoar di dengan Wisma Ombilin.
Seluruh kegiatan penataan telah selesai pada akhir tahun 2005. Pelaksanaan kegiatan dilakukan sesuai dengan perencanaan yang ada. Pada saat ini kawasan tersebut telah tertata dengan baik dilengkapi dengan fasilitas penerangan jalan. Selain itu secara visual kawasan ini terlihat lebih rapi dan nyaman.
Perbaikan kondisi Lapangan Segitiga dan depan Wisma Ombilin serta Bekas Bank Mandiri secara tidak langsung dapat meningkatkan kunjungan wisatawan ke Kota Sawahlunto. Manfaat langsung yang dapat dilihat adalah pada Kawasan Lapangan Segitiga telah menjadi tempat berkumpulnya warga kota khususnya pada sore hari dan pada hari-hari libur. Dampak positif juga dapat dinikmati oleh sektor informal yaitu dengan banyak pedagang kaki lima yang banyak berjualan di sekitar Kawasan Lapangan Segitiga.
Masih dalam kawasan kota lama, pada tahun 2005 juga telah dilaksanakan pemugaran dan pemelilharaan bangunan pada kawasan gudang ransum. Pelaksanaan dan pemeliharaan bangunan gudang ransum ini murni menggunakan dana APBD Kota Sawahlunto tahun 2005.
Pada saat ini bangunan gudang ransum ini diperuntukan sebagai museum. Peresmian museum ini sendiri dilakukan langsung oleh Bapak Wakil Presiden Republik Indonesia pada akhir tahun 2005.
Keberadaan museum ini sangat berarti dalam merenda sejarah perkembangan pertambangan dan perkembangan Kota Sawahlunto. Sebagai museum, gudang ransum menjadi salah satu objek wisata yang baik untuk dikunjungi. Oleh sebab itu diharapkan museum gudang ransum dapat menarik minat wisatawan datang ke Sawahlunto
Dalam kawasan kota lama juga terdapat daerah yang bernama kampung teleng. Selama ini kawasan kampung telang terkenal sebagai kawasan kumuh. Di kawasan ini pula letaknya stasiun kereta api yang menjadi sarana transpotasi batubara ke Teluk Bayur serta angkutan penumpang pada masa lalu. Sampai tahun 2004 kawasan ini belum dapat dilalui oleh kendaraan roda empat, karena tidak terdapat akses jalan yang melewatinya.
Keberadaan sarana dan prasarana ini sangat berarti bagi warga kota khususnya warga kampung teleng, dimana warga kampung teleng telah dapat menikmati akses jalan menuju ke daerahnya. Selain itu keberadaan playground juga sangat bagi bermanfaat bagi warga kota menjadi sarana wisata dan sarana bermain anak. Sedangkan museum kereta api diharapkan menjadi objek wisata yang khusus di Kota Sawahlunto. Sebab menurut informasi museum kereta api ini adalah yang kedua di Indonesia setelah museum kereta api di Ambarawa Jawa Tengah. Keberadaan lapangan basket juga telah dirasakan sangat membantu perkembangan olahraga di Kota Sawahlunto khususnya di cabang bola baket, yang ditandai dengan telah dilaksanakannya kejuaraan basket tingkat regional di lapangan tersebut pada tahun 2005.
2. Pembangunan Sarana Prasarana Olah Raga
Olah raga sudah tidak dapat dipungkiri lagi merupakan salah hal penting dalam kehidupan manusia. Dengan berolah raga maka diharapkan akan menjadi manusia lebih sehat baik jasmani dan rohaninya. Selain itu keberhasilan dibidang olah raga sanggup meningkatkan nilai suatu pribadi, daerah dan negara. Oleh karena itu Pemerintah Kota Sawahlunto juga sangat memperhatikan pembangunan di bidang olah raga. Hal ini dibuktikan dengan telah dilakukannya beberapa pembangunan dan perbaikan prasarana olahraga seperti lapangan pacu kuda, lapangan sepak bola, lapangan basket, lapangan voli dan lapangan tennis. Pelaksanaan pembangunan ini selain bertujuan seperti yang disebutkan diatas juga bertujuan untuk menghadapi event besar yaitu PORDA yang akan dilaksanakan pada tahun 2006 ini.
Pembangunan dan perbaikan sarana dan prasarana olah raga ini telah mulai intensif dilaksanakan sejak tahun 2004. Kegiatan yang telah dilakukan perbaikan lapangan sepak bola PT. BA dengan memperbaiki lapangan rumput serta lintasan atletiknya. Kemudian pembanguna lapangan bola basket di kampung teleng dan pembangunan lapangan bola voli di Durian. Selain itu juga dilaksanakan perbaikan lapangan tennis PT. BA.
Namun yang cukup fenomenal adalah pembangunan lapangan pacu kuda di kawasan resort wisata Kandih. Dengan mempertimbangkan keberadaan lahan bekas tambang batubara PT. Bukit asam serta dengan melihat minat masyarakat Sumatera Barat yang sangat besar terhadap kegiatan pacuan kuda, maka tercetus ide untuk membangun sebuah lapangan pacuan kuda di kawasan bekas penambangan batubara PT. Bukit Asam.
Maksud dan tujuan dengan dilaksanakannya kegiatan ini untuk menambah jumlah prasarana olah raga dan ojek wisata di Kota Sawahlunto serta meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Kota Sawahlunto.
Sesuai RTRW Kota Sawahlunto Tahun 2004-2014, di Kawasan bekas penambangan batubara PT. Bukit Asam tersebut direncanakan untuk dikembangkan menjadi resort wisata dan olah raga
Lapangan pacuan kuda ini direncanakan akan digunakan untuk menggelar kejuaraan berkuda tingkat nasional. Oleh sebab itu lapangan pacuan kuda ini dirancang sesuai dengan standar nasional. Panjang lintasan pacu pada lapangan pacuan kuda ini adalah 1.400 meter. Dilihat dari panjang lintasannya, lapangan pacuan kuda di Kandih ini merupakan lapangan pacuan terpanjang di Sumatera serta yang berstandar nasional. Lapangan pacuan kuda ini juga dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang lainnya.
Pelaksanaan pembangunannya dimulai pada tahun 2004, dengan kegiatan yaitu pematangan lahan serta pembentukan lintasan pacu. Pada tahun 2005 kegiatan lanjutan pembangunan terus dilakukan yang menitikberatkan kembali pembentukan lintasan pacu serta penataan kawasan. Sedangkan dalam tahun 2006 ini pelaksanaan kegiatan difokuskan kepada pembangunan prasarana penunjang lainnya seperti pembangunan stewart, kandang, ruang joki serta berbagai prasarana lainnya yang dibutuhkan dalam kegiatan perlombaan pacuan kuda.
Harapan dari keberadaan lapangan pacuan kuda kandih untuk dapat meningkatkan kunjungan wisatawan ke Kota Sawahlunto, nampaknya dapat dikatakan berhasil. Hal ini dapat dinilai dari banyaknya jumlah penonton yang hadir pada acara lomba pacu kuda yang dilaksanakan dalam rangka peresmiannya. Pada dua hari pelaksanaan kegiatan jumlah penonton hadir sekitar puluhan orang. Dengan demikian secara langsung keberadaan lapangan pacuan tersebut juga membantu usaha-usaha sektor informal dalam mencari nafkah.
Selain itu pada pada ini pemerintah Kota Sawahlunto juga telah membangun wisata air yaitu Water Boom di bekas kolam Air Dingin Muaro Kalaban. Lokasi yang cukup strategis yang berada pada jalur jalan nasional diharapkan dapat menarik pengunjung untuk datang. Tahun 2008 ini direncanakan dilakukan pengembangan Waterboom Tahap II dilokasi atas bukit Waterbooam sekarang ini.
3. Peningkatan Sarana Dan Prasarana Aparatur
Dalam upaya peningkatan kinerja dan pelayanan paratur pemerintah daerah kepada masyarakat, salah satunya adalan dengan meningkatkan sarana dan prasarana penunjang kegiatan tersebut. Oleh sebab itu, selama tiga tahun ini Pemerintah Kota Sawahlunto selalu berusaha untuk lebih meningkatkan pelayanan aparatnya melalui perbaikan dan peningkatan kualitas dan kuantitas sasrana dan prasarana perkantoran.
Sebagai ujung tombak pelayanan di daerah, keberadaan kantor desa dan kelurahan yang memadai adalah salah satu prioritas yang harus diwujudkan. Berdasarkan hal tersebut selama tiga tahun ini kegiatan perbaikan dan pembangunan kantor desa dan kelurahan menjadi target utama dari implementasi tujuan di atas. Diperkirakan sebanyak 10 kantor desa dan kelurahan yang telah dan akan diperbaikan dan dibangun. Kantor-kantor kecamatan juga tidak luput dari kegiatan ini dengan melakukan kegiatan perbaikan dan peningkatan.
4. Peningkatan Kualitas Prasarana Jalan Dan Jembatan
Selama kurun waktu 3 tahun ini di Kota Sawahlunto telah terjadi peningkatan dan perbaikan kualitas serta kuantitas Jalan dan Jembatan secara signifikan. Setiap tahun terdapat 3 kegiatan yang termasuk dalam program Pembangunan, peningkatan dan pemeliharaan jalan dan jembatan. Kegiatan-kegiatan tersebut adalah Peningkatan Jalan Dalam Kota, Rehabilitasi dan Pemeliharaaan Jalan dan Jembatan serta Pembangunan Jalan dan Jembatan.
Sampai dengan akhir tahun 2005 telah dilakukan peningkatan kondisi jalan sepanjang ± 44 km. Dimana peningkatan jalan dengan hotmix sepanjang ± 22 km, peningkatan jalan dengan lapen, ± 3 km, peningkatan jalan dengan beton non struktur ± 14 km dan peningkatan jalan dengan kerekel sepanjang ± 5 km. Tujuan dari peningkatan jalan tersebut selain untuk meningkatkan keadaan permukaan jalan juga bertujuan untuk mempelancar arus lalulintas.
Pada kegiatan Rehabilitasi dan Pemeliharaan Jalan dan Jembatan telah dilakukan pekerjaan yang bertujuan untuk memperbaiki kondisi jalan dan memperlancar transportasi. Pekerjaan tersebut adalah rehab jalan hotmix sepanjang ± 5 km dan rehab jalan beton non struktur sepanjang ± 2,5 km.
Kegiatan pembangunan jalan dan jembatan dilakukan dengan tujuan untuk membuka isolasi daerah serta memperlancar transportasi yang akhirnya diharapkan berdampak baik bagi peningkatan perekonomian Kota Sawahlunto. Selama 3 tahun ini telah dibuka jalan sepanjang ± 7 km dan telah dibangun jembatan sebanyak 4 bh.
5. Pembangunan Perumahan PNS
Berbagai upaya telah dilakukan Pemerintah Kota Sawahlunto untuk selalu memperhatikan kesejahteraan pegawainya yang merupakan ujung tombak pelayanan. Perhatian terhadap kesejahteraan PNS ini tentunya akan berdampak kepada peningkatan kinerja dan pelayanan kepada masyarakat. Selain dari pemberian insentif berupa tunjangan daerah dan tunjangan hariraya setiap bulannya, pemerintah juga sedang berupaya untuk membantu PNS dalam memenuhi kebutuhan rumah.
Seperti diketahui adalah cukup sulit untuk memiliki ataupun menyewa rumah di Kota Sawahlunto. Hal ini sangat dirasakan bagi sebagian PNS di Kota Sawahlunto, yang juga sebagian besar berasal dari luar Kota Sawahlunto. Untuk itu berbagai upaya dan kerjasama terutama dengan Bapertarum PNS dan Kementerian Kimpraswil telah dilakukan sejak tahun 2004.
Berdasarkan hasil kerjasama tersebut telah ditetapkan lokasi pembangunan perumahan Bapertarum pegawai negeri sipil Kota Sawahlunto yang terletak di Desa Kolok Nan Tuo Kecamatan Barangin seluas ± 5 Ha. Pada areal tersebut direncanakan akan dibangun sebanyak 115 unit rumah. Untuk pelaksanaan pembangunan perumahan tersebut dilaksanakan oleh PT. Mitra Bangun Selaras.
6. Pembangunan Sarana Perkotaan Lainnya
6.1 Pasar
Keberadaan pasar menjadi salah satu indikator kondisi ekonomi di suatu wilayah. Dengan melihat jumlah pedagang serta pembeli pada suatu pasar, sekilas kita bisa mengetahui tingkat ekonomi wilayah tersebut. Kondisi fisik pasar juga salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan pasar. Maka dari itu Pemerintah Kota Sawahlunto telah melakukan pembangunan dan perbaikan pasar. Diantaranya adalah:
- Pembangunan Pasar Talawi
- Pembangunan Pasar Sapan
- Pembenahan Los Ikan di Pasar Sawahlunto
6.2 Air Bersih
Usaha pemenuhan kebutuhan air bersih di Kota Sawahlunto setiap tahun selalu dilakukan. Hal ini terbukti dengan selalu dianggarkannya kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Bersih setiap tahunnya dalam APBD Kota Sawahlunto.
Sejak penyelesaian pembangunan pompa air rantih pada akhir tahun 2003, maka jangkauan pelayanan air bersih ke rumah penduduk semakin meningkat. Sejalan dengan keberadaan pompa tersebut, maka pada tahun 2004 dan 2005 dilakukan kegiatan peningkatan sarana air bersih di 4 kecamatan. Indikator terhadap peningkatan pelayanan air bersih di Kota Sawahlunto dapat dilihat dari bertambahnya jumlah pelanggan air minum menjadi 3.623 pada tahun 2004 meningkat dari tahun 2003 yang hanya berjumlah 2.994. Bertambahnya jumlah pelangganan ini juga mengakibatkan meningkatnya jumlah komsumsi air bersih dari 1.060,62 m3 pada tahun 2003 menjadi 1.546,35 m3 pada tahun 2004.
6.3 Listrik
Seperti diketahui bahwa di Kota Sawahlunto sejak tahun 1994 telah dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Sijantang oleh PLN dengan kapasitas 2x100 MW. Keberadaan PLTU ini sangat berarti bagi Kota Sawahlunto karena dengan keberadaannya, ketersediaan daya listrik secara umum di Kota Sawahlunto dapat terpenuhi. Namun walaupun demikian, sampai saat ini masih terdapat satu desa yang masih belum teraliri langsung oleh jaringan listrik PLN, yaitu Desa Taratak Bancah yang berada di Kecamatan Silungkang. Secara Geografis wilayah Desa Taratak Bancah tersebut berada di perbukitan yang jaraknya cukup jauh dari jaringan induk PLN. Untuk dapat menikmati aliran listrik, maka di desa tersebut telah ada generator yang upayakan secara swadaya oleh masyarakat.
Guna memenuhi kebutuhan listrik masyarakat pedesaan sejak tahun 2003 telah dilakukan penambahan jaringan listrik tegangan rendah. Maka secara signifikan telah terjadi penambahan jumlah konsumsi listrik PLN dimana pada tahun 2004 jumlah konsumsi listrik PLN meningkat menjadi 19.441 MWH dari 15.903 MWH pada tahun 2003. Berarti terjadi peningkatan sebesar 22,24%.
7. BIDANG KESEHATAN
Untuk mencapai maksud dan tujuan pembangunan kesehatan sebagaimana uraian diatas, telah dilaksanakan berbagai kegiatan secara terpadu dengan melibatkan lintas sektor dan mengoptimalkan peranserta masyarakat.
a. Peningkatan Jumlah dan MutuTenaga Kesehatan
Dalam rangka memenuhi kebutuhan akan jumlah dan mutu tenaga kesehatan yang memadai berbagai upaya telah dilakukan diantaranya :
b. Peningkatan Jumlah Tenaga Kesehatan
Melakukan penerimaan CPNS, pengangkatan pegawai kontrak dan PTT daerah serta bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Propinsi untuk mendapatkan tenaga PTT Pusat.
c. Peningkatan Mutu Tenaga Kesehatan
Mengirim tenaga kesehatan untuk tugas belajar, mengikuti berbagai jenis pelatihan, seminar, workshop, lokakarya serta magang pada institusi pelayanan kesehatan termasuk magang ke Rumah Sakit Putra Mahkota di Malaka.
d. Peningkatan Sarana dan Prasarana Kesehatan
Sarana dan prasarana kesehatan sebagai salah satu sumber daya yang tersebar diseluruh wilayah Kota Sawahlunto selama tiga tahun terakhir terus dikembangkan dan ditingkatkan. Hal ini dilakukan melalui pembangunan dan rehabilitasi gedung rumah sakit, puskesmas, puskesmas pembantu, polindes, rumah dokter spesialis, rumah dokter dan rumah paramedis serta pengadaan dan pemeliharaan alat dan perbekalan kesehatan, obat, ambulance dan sarana transportasi lainnya.
e. Pembiayaan Kesehatan
Mobilisasi dana merupakan sesuatu yang penting. Tidak dapat disangkal bahwa dana diperlukan untuk pelayanan yang bermutu. Pembiayaan yang dianggarkan pemerintah Kota Sawahlunto untuk sektor kesehatan setiap tahun terus meningkat. Pembiayaan ini adalah untuk peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan yang meliputi pembiayaan untuk pengadaan dan perbaikan sarana prasarana, Sumber Daya Manusia, Program, obat dan sarana penunjang lainnya baik ditingkat pelayanan kesehatan dasar maupun kesehatan rujukan. Disamping itu untuk membantu beban masyarakat dalam pembiayaan kesehatan dikembangkan pula konsep Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM) secara bertahap dan berkesinambungan.
f. Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan pada hakekatnya adalah tatanan yang menghimpun berbagai upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Sebagai gambaran sampai dengan kondisi akhir Juni 2007 fasilitas kesehatan yang terdapat di Kota Sawahlunto antara lain :
- | Rumah Sakit Type C | | 1 | Buah |
- | Puskesmas Rawatan | : | 2 | Buah |
- | Puskesmas Non Rawatan | : | 3 | Buah |
- | Gudang Farmasi | : | 1 | Buah |
- | Puskesmas Pembantu | : | 21 | Buah |
- | Polindes | : | 7 | Buah |
- | Pos KB | : | 37 | Buah |
- | Klinik KB | : | 13 | Buah |
- | Poliklinik Swasta | : | 2 | Buah |
- | Laboratorium Klinik Swasta | : | 1 | Buah |
- | Posyandu | : | 91 | Buah |
- | Bidan Praktek Swasta | : | 7 | Orang |
- | Dokter Praktek Swasta | : | 10 | Orang |
- | Apotik | : | 3 | Buah |
- | Optical | : | 2 | Buah |
- | Toko Obat Berizin | : | 15 | Buah |
1. Angka kematian Bayi
Secara Nasional angka kematian bayi pada tahun 2010 diharapkan berada pada kisaran 40/1000 kelahiran hidup. Pencapaian angka kematian bayi di Kota Sawahlunto pada tahun 2005 adalah 22/1000 kelahiran hidup. Sementara itu angka kematian bayi Propinsi Sumatera Barat pada Tahun 2005 adalah 38/1000 kelahiran hidup. Hal ini menunjukkan bahwa Kota Sawahlunto dari sisi angka kematian bayi jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan pencapaian angka kematian bayi Propinsi Sumatera Barat maupun Nasional.
2. Angka Kematian Ibu Melahirkan
Angka Kematian Ibu Melahirkan di Kota Sawahlunto pada tahun 2005 adalah 0/1.000 kelahiran hidup. Jika dibandingkan dengan angka Propinsi Sumatera Barat pada tahun 2005 yang masih berada pada kisaran 240/100.000 kelahiran hidup dan angka Nasional pada kisaran 307/100.000 kelahiran hidup, maka Angka Kematian Ibu Melahirkan di Kota Sawahlunto pada tahun 2005 sudah jauh berada dibawah angka tersebut.
3. Angka Kesakitan
Untuk penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, secara umum selama tiga tahun terakhir di Kota Sawahlunto tidak pernah dilaporkan/ditemukan adanya kasus Polio, Diphteri, Pertusis dan Tetanus Neonatorum. Sementara itu kasus penyakit menular di Kota Sawahlunto seperti TB Paru, Malaria, ISPA, Diare, Kusta, Hepatitis B, Campak, Demam Berdarah Dengue dan Rabies angkanya masih berfluktuasi dan tidak menunjukkan adanya lonjakan kearah Kejadian Luar Biasa atau terjadinya Wabah penyakit menular selama kurun waktu tiga tahun terakhir.
4. Status Gizi
Berdasarkan Hasil Pemantauan Status Gizi tahun 2005, prevalensi gizi buruk yang ada di Kota Sawahlunto adalah 1,5%, gizi kurang 12%, gizi baik 84,4% dan gizi lebih sebesar 1,8%. Sementara itu gambaran status gizi Propinsi Sumatera Barat tahun 2005 anak dengan status gizi buruk adalah 2,9%, gizi kurang 12,4%, gizi baik 81% dan gizi lebih 2,2%. Kondisi ini menunjukkan bahwa status gizi anak balita di Kota Sawahlunto lebih baik jika dibandingkan dengan Propinsi Sumatera Barat. Prevalensi balita dengan gizi buruk dan gizi kurang yang ada ini sudah berada dibawah angka yang ditargetkan yaitu gizi buruk < 2% dan untuk gizi kurang < 18%.
5. Pemanfaatan Sarana Pelayanan Kesehatan
Kunjungan puskesmas baik dalam maupun luar gedung selama kurun waktu tiga tahun terakhir terus meningkat. Selama tahun 2005 tercatat sebesar 226.259 kunjungan, jika dibandingkan dengan tahun 2004 yaitu sebanyak 209.964 kunjungan terjadi peningkatan sebesar 7,2%. Demikian pula halnya dengan kunjungan rumah sakit, baik rawat jalan maupun rawat inap dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan yaitu dari 39.919 kunjungan tahun 2004 menjadi 46.643 kunjungan pada tahun 2005.
6. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM)
Sampai dengan kondisi akhir Juni 2006 jumlah peserta JPKM di Kota Sawahlunto tercatat sebanyak 2.089 orang yang terdiri dari pegawai honor dan kontrak sebanyak 732 orang, perangkat desa sebanyak 398 orang, peserta swadaya paket keluarga sebanyak 947 orang serta peserta swadaya paket family sebanyak 12 orang. Sementara itu manfaat yang dapat dirasakan melalui penyelenggaran JPKM antara lain :
- Masyarakat memperoleh pelayanan kesehatan secara paripurna, berjenjang dan bermutu
- Masyarakat mengeluarkan biaya ringan untuk pemeliharaan kesehatan karena adanya azas usaha bersama dan kekeluargaan serta subsidi silang
- Masyarakat terlindungi dalam memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan utamanya
- Terwujudnya pemerataan pelayanan kesehatan yang pada akhirnya tercipta derajat kesehatan masyarakat yang setingi-tingginya
- Meningkatnya profesionalisme para petugas kesehatan terutama di Puskesmas dan Rumah Sakit
- Alokasi dan pemanfatan dana kesehatan menjadi lebih efektif dan efisien karena adanya pembayaran pra upaya
- Lebih meningkatnya fungsi dan peran dunia usaha dalam penyelenggaraan upaya kesehatan.
8. BIDANG EKONOMI
1. Pendirian Business Developent Centre (BDC)
Berbagai program pengembangan ekonomi masyarakat yang telah diberikan oleh pemerintah pada masa lalu kelihatannya belum memberikan manfaat yang berbarti bagi peningkatan usaha masyarakat dan kalau pemberian dana tersebut diberikan dalam bentuk pinjaman hampir semua macet dan tidak bisa dipertanggungjawabkan . Oleh karena itu, pada tahun 2002 Pemerintah Kota Sawahlunto membuat suatu pola yang berbeda didalam memberdayakan ekonomi masyarakat kota dengan mendirikan suatu lembaga yang diberi nama Bussiness Development Center (BDC). BDC merupakan lembaga independent yang akan memfasilitasi usaha kecil dan menengah untuk mendapatkan pendanaan dan pendampingan manajemen. Tujuan pendirian BDC adalah untuk memfasilitasi pinjaman modal bagi usaha kecil dan menengah, memberikan pendampingan manajemen usaha dan perluasan akses pasar.
BDC berfungsi untuk melayani dan mendampingi PKM dalam mengelola usahanya serta memfasilitasi PKM untuk memenuhi kebutuhan modal usaha melalui program Dana Kemitraan. Sasaran dari program ini adalah pengusaha kecil dan menengah yang tinggal dan memiliki usaha di wilayah kota Sawahlunto dan membutuhkan tambahan modal kerja untuk pengembangan usahanya dengan plafon kredit berkisar antara Rp 5.000.000,- sampai dengan Rp 50.000.000,-
Usaha yang difasilitasi melalui program Dana Kemitraan BDC yaitu :
Pertanian
Peternakan
Perikanan
Perdagangan
Industri Rumah Tangga
Pertambangan (non PETI)
Jasa lainnya
2. Pemberdayaan Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Pada bulan Mei 2003, Pemerintah Kota Sawahlunto mulai melakukan kerjasama dengan 5 (lima) BPR yang akan mendukung program ekonomi kerakyatan. Kerjasama itu ditujukan untuk penguatan modal BPR guna memfasilitasi kebutuhan modal bagi masyarakat/PKM yang ada di wilayah kerja BPR tersebut. Dengan adanya kerjasama di dalam bentuk deposito Pemerintah Kota Sawahlunto, maka diharapkan BPR dapat membantu PKM untuk mendapatkan kredit dengan bunga yang memadai yaitu 15% dengan system bunga bersubsidi.
Untuk penyaluran kredit, mulai dari tahap pengajuan. survey kelayakan usaha maupun penetapan nilai/ jumlah kredit calon nasabah menjadi tanggung jawab pihak BPR. Terhadap dana yang didepositokan, BPR berkewajiban memberikan laporan perkembangan penyaluran dan pengembalian kredit serta penyetoran perolehan bunga ke kas daerah Plafond kredit untuk masing-masing nasabah berkisar antara Rp 200.000,- Sampai dengan Rip 20.000.000,- dengan tingkat bunga sebesar 15 % per tahun.
3. Peminjaman Tanpa Bunga
Salah satu faktor penyebab kemiskinan di kota Sawahlunto adalah masalah ketiadaan modal bagi penduduk miskin disamping rendahnya pengetahuan masyarakat didalam melaksanakan usaha. Untuk mengatasi hat tersebut, Pemerintah Kota Sawahlunto melalui APBD tahun 2006 menyediakan sejumlah dana untuk dipinjamkan khusus kepada keluarga miskin. Dana ini dipinjamkan untuk dijadikan modal usaha tanpa dibebankan bunga pinjaman.
Untuk mendukung pelaksanaan kegiatan ini Pemerintah Kota telah menyediakan dana sebesar Rp. 2.000.000.000,- khusus untuk membiayai kegiatan usaha keluarga miskin. Kegiatan pemberian kredit ini dilaksanakan dengan membentuk tim pengelola di tingkat kecamatan dan tingkat kota. Mekanisme penyalurannya diawali dengan permohonan yang diusulkan melalui Kepala Desa/kelurahan, kemudian permohonan dilanjutkan kepada tim pengelola tingkat kecamatan. Pengelola kecamatan akan mensurvey terlebih dahulu dan kalau usaha ini layak akan diberikan rekomendasi kepada tim pengelola kota agar keluarga miskin tersebut dapat diberikan kredit. Sebelum kredit ini diberikan kepada keluaga miskin terlebih dahulu keluarga miskin tersebut diberikan pelatihan pengeloaan Ekonomi Rumah Tangga (ERT) dengan tujuan agar mereka dapat mengelola keuangan dengan baik. Untuk pengembalian pinjaman ditunjuk Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang akan menerima cicilan pinjaman.
4. Pengembangan Tanaman Pe rkebunan (Tanaman Kakao dan Karet)
Sejak menurunnya produksi batubara (tambang terbuka) Pemerintah Kota telah berupaya meningkatkan kegiatan Ekonomi Kerakyatan, salah satunya melalui pengembangan sektor pertanian. Alasannya adalah 22,65 % orang tenaga kerja bergerak pada lapangan usaha pertanian, dimana ini nilai tertinggi dibanding delapan jenis lapangan usaha lainnya. Namun demikian kontribusi sektor pertanian dalam pembentukan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Sawahlunto tahun 2003 baru sekitar 7,8 % berarti peringkat kedelapan dari 9 sektor sumber PDRB. Berdasarkan hal tersebut Pemerintah Kota ditantang untuk lebih meningkatkan pendapatan masyarakat dan nilai tambah Sektor Pertanian.
Sasaran dari kegiatan ini adalah terlaksananya penanaman tanaman kakao dan karet pada lahan baru atau yang masih kosong/terlantar, peremajaan tanaman yang tidak produktif lagi atau yang sudah tua serta untuk memenuhi program Kota Sawahlunto : “ Sejuta Tanaman Kakao “.
Bibit kakao disebarkan ke masyarakat secara cuma-cuma dengan syarat memiliki lahan (kebun atau pekarangan) yang telah dibuat lubang tanam sesuai syarat teknis. Permintaan bibit diajukan masyarakat melalui desa/kelurahan yang dihimpun oleh petugas Pertanian yang bersangkutan.
Disamping memberikan bibit, pemerintah kota pada tahun 2005 juga memberikan bantuan pupuk cuma-cuma kepada petani penerima kakao dan karet dengan jumlah:
· Pupuk NPK untuk Kakao = 40.500 kg
· Pupuk Dolomit untuk Kakao = 9.000 kg
· Pupuk NPK untuk karet = 25.500 kg
· Pupuk Dolomit untuk karet = 10.800 kg
5. Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan & Lahan (Gerhan)
Kegiatan Gerhan telah dimulai sejak tahun 2003 merupakan program nasional yang dilatarbelakangi oleh terjadinya sejumlah bencana alam (banjir & longsor), terutama pada beberapa daerah aliran sungai (DAS). Ini menuntut penanggulangan secara terpadu dan terkoordinasi antar semua pihak, baik pemerintah, swasta dan masyarakat.
Kota Sawahlunto merupakan bagian dari lokasi Gerhan dan sangat dibutuhkan dalam rangka memperbaiki, mempertahankan kualitas lingkungan hidup serta secara georafis Sawahlunto merupakan daerah hukum dari beberapa DAS.
Tujuan mencegah dan menanggulangi bencana alam (banjir, longsor, kekeringan serta kebakaran hutan/lahan) secara terpadu dengan peran serta semua pihak melalui mobilisasi sumberdaya untuk upaya percepatan Rehabilitasi Hutan & lahan yang terdegredasi.
Jenis-jenis bibit yang ditanam:
· Mahoni
· Jati
· Surian
· Petai
· Kemiri
· Durian
6. PENGEMBANGAN TERNAK SAPI MELALUI INSEMINASI BUATAN ( IB )
Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari Pembangunan Pertanian di Kota Sawahlunto. Pembangunan sub sektor peternakan untuk menunjang Program Ekonomi Kerakyatan pada saat ini mengarah kepada sasaran pembangunan wilayah/kawasan peternakan berdasarkan potensi wilayah, mengacu kepada skala ekonomi yang menguntungkan pada petani ternak berbasiskan sumber daya lokal, didukung sarana dan prasarana serta kemampuan sumberdaya manusia, aparatur dan petani ternak yang tangguh dan mandiri.
Tujuan pengembangan ternak sapi melalui IB :
1. Meningkatkan jumlah populasi ternak
2. Memenuhi kebutuhan pangan asal hewan
3. Memberikan keuntungan yang layak kepada peternak
Dalam pelaksanaannya, peternak yang ternaknya telah mulai memperlihatkan tanda-tanda birahi untuk segera melapor ke pos IB/petugas IB dalam jangka waktu maksimal 8 jam. Kota Sawahlunto memiliki 3 buah Pos IB, yaitu di :
- Kolok Nan Tuo untuk Kec. Talawi
- Lumindai untuk Kec. Barangin (Pos IB Pembantu)
- Muaro Kalaban untuk Kec. Silungkang dan Lembah Segar
Petugas IB yang mampu melayani sebanyak 5 orang Inseminator, 2 orang petugas PKB (Pemeriksa Kebuntingan), 1 orang petugas ATR (Ahli Tilik Reproduksi) dan 1 orang petugas Recorder. Melalui IB telah bertambah populasi ternak sapi dari 5.430 ekor di tahun 2003 menjadi 6.206 ekor di akhir Desember 2005.
7. PT. Lembu Betina Subur (LBS)
Upaya peningkatan populasi dan produktivitas ternak, terutama ternak sapi di Kota Sawahlunto sering terkendala oleh kurangnya ketersediaan bakalan/bibit sapi unggul. Berdasarkan hal tersebut, Pemerintah Kota Sawahlunto menjalin kerjasama dengan PT. Lembu Jantan Perkasa (LJP) Serang Propinsi Banten tahun 2004. dalam mendirikan PT. LBS yang berlokasi di Kandih Resort Sijantang Koto seluas ± 25 ha.
Adapun tujuan pendirian PT. LBS adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan mutu genetik sapi
2. Menyediakan bibit/bakalan sapi dengan mutu yang dapat dipertanggung jawabkan
3. tempat belajar bagi peternak dalam bidang pengemabangan dan penggemukan sapi
4. Membuka lapangan kerja
5. Memberikan kontribusi bagi pendapatan asli daerah (PAD) Kota Sawahlunto
Dalam pelaksanaannya ditanam modal sebesar Rp. 3.000.000.000,- dengan 25 % dana dari PT. LJP dan 75 % dari Pemda Kota Sawahlunto. Saat ini telah tersedia sapi bunting di lokasi dimana nantinya diharapkan populasi mencapai 2.000 ekor induk sapi.
8. GEMA RAMPAK
Pengetahuan mengenai makanan berperan penting dalam menentukan keberhasilan usaha tani peternakan yakni secara efektif, zooteknis dan menguntungkan secara ekonomis.
Aspek makanan bergizi dan banyak tersedia serta mudah didapat merupakan tujuan utama dalam pemberian makanan kepada ternak agar dicapai produktivitas ternak yang menguntungkan. Untuk mencapai pertumbuhan berat badan yang setinggi-tingginya dalam waktu yang relative singkat dapat dilakukan apabila ransum yang diberikan terdiri dari hijauan dengan tambahan konsentrat.
Dalam pelaksanaannya salah satu jenis hijauan yang diberikan kepada ternak sapi dan mempunyai nilai gizi yang tinggi adalah rumput gajah (King Grass). Untuk mendukung Program Pengembangan Ternak Sapi, maka Dinas Pertanian dan Kehutanan melakukan Gerakan Penanaman Hijauan Makanan Ternak Sapi yang dikenal dengan Program Gema Rampak (Gerakan Massal Penanaman Rumput Secara Serempak). Bibit rumput sebanyak 250.000 stek yang disebarkan ke lokasi-lokasi yang berpotensi untuk pengembangan ternak dan rumput di 4 kecamatan. Bibit diberikan ke peternak mitra BDC dan peternak lainnya.
9. PASAR TERNAK
Dalam upaya mengimbangi kegiatan pengembangan ternak sapi pendirian pasar ternak adalah hal perlu untuk dilakukan. Selama ini peternak sapi Sawahlunto membeli sapi di luar Sawahlunto yang berkisar 90 -100 ekor/bulannya.
Tujuan pasar ternak :
1. Menampung ternak lokal yang datang dari luar daerah
2. Tempat transaksi ternak
3. Memudahkan peternak memperoleh sapi untuk pengembangan & pemotongan
4. Membuka lapangan kerja/menumbuhkan pusat perekonomian masyarakat.
5. Mengurangi biaya transportasi
6. Menambah PAD Kota Sawahlunto
Lokasi pasar di Desa Kolok Nan Tuo Kecamatan Barangin seluas 0,5 ha yang terletak dipinggir jalan raya Kolok Talawi. Dibuka secara swadaya oleh masyarakat dan mulai berfungsi tanggal 20 April 2004. Sampai saat ini pasar ternak ramai pada hari Rabu setiap minggunya dengan rata-rata ternak masuk 40-60 ekor/minggu.
10. PEMBANGUNAN BALAI BENIH IKAN
Balai Benih Ikan lokal adalah sarana Pemerintah untuk menghasilkan induk ikan dan benih ikan yang bermutu baik dalam jumlah yang memadai dan juga merupakan sarana untuk pengujian lapangan terhadap teknologi yang dihasilkan oleh benih Ikan Air Tawar atau Balai Benih Ikan Sentral.
Tujuan BBI :
1. Menghasilkan benih ikan untuk dapat memenuhi kebutuhan bibit ikan di Kota Sawahlunto dan daerah tetangga.
2. Pengadaan dan penyaluran induk ikan unggul.
3. Menyebarluaskan teknologi pembenihan ikan.
4. Melaksanakan uji lapangan teknologi pembenihan ikan.
Disamping itu untuk memenuhi kebutuhan benih ikan di Kota Sawahlunto dalam usaha perikanan sebagai berikut :
a. Untuk Mina Padi
Potensi yang ada yaitu seluas 613 ha.
b. Untuk Kolam Air Tenang (KAT)
Potensi yang ada seluas 37.13 ha
c. Untuk Kolam Air Deras (KAD)
Potensi yang ada sebanyak 10 unit
d. Untuk keramba
Potensi yang ada sebanyak 175 unit
e. Untuk Pelestarian Perairan Umum
Merupakan pemanfaatan batang ombilin, batang lasi, batang sumpahan, batang lunto, batang malakutan, untuk dapat dijadikan lubuk-lubuk larangan.
f. Untuk memfungsikan danau-danau bekas galian tambang batu bara di 5 lokasi :
· Danau Kandi, Sijantang Koto
· Danau Sapan Dalam, Sijantang Koto
· Danau di bawah Lapangan Golf, Kolok Mudik
· Danau Sikalang
· Danau Bekas AIC, dan lain-lain
Balai Benih Ikan lokal berlokasi di Desa Muaro Kalaban Kecamatan Silungkang. Sampai saat ini telah dibangun kolam ikan dengan luas masing-masing kolam BBI lokal adalah 32 buah dengan luas 17.250 M2 = 1,7 ha.
11. PENGEMBANGAN PADI (SRI)
Jika dihitung jumlah kebutuhan beras untuk penduduk Kota Sawahlunto yang berjumlah 53.000 jiwa dengan rat-rata kebutuhan 133 kg perkapita/tahun, maka dibutuhkan beras sebanyak 6.991 ton. Jika dibandingkan produksi beras/tahun (6.991 ton – 6.591 ton) maka Kota Sawahlunto masih kekurangan (defisit) beras sebesar 400 ton/tahun atau setara dengan 560 ton gabah/th.
Untuk terpenuhinya produksi dalam memenuhi kebutuhan pokok beras di Kota Sawahlunto perlu dilakukan upaya-upaya untuk meningkatkan produktifitas persatuan luas. Dimana selama ini kita telah berusaha untuk meningkatkannya antara lain melalui peningkatan mutu Intensifikasi (PMI) melalui :
a. Pemakaian benih bermutu
b. Peningkatan pemakaian pupuk sesuai rekomendasi
Saat ini dikenalkan teknologi baru yang mampu meningkatkan produksi padi antara 50 – 100 % dibanding sistim biasa yaitu dengan System of Rice Intensification (SRI), dimana dengan hanya merubah beberapa sistem yang telah dilaksanakan petani seperti :
a. Menanam bibit lebih awal yaitu umur 8 -15 hari
b. Bibit ditanam 1 batang perumpun
c. Jarak tanam yang lebar yaitu minimal 25 x 25 cm
d. Kondisi tanah tetap lembah dan tidak tergenang air.
Jika petani dapat melaksanakan SRI sesuai dengan teknologi yang dianjurkan, dapat meningkatkan hasil rata-rata 2 – 3 ton/ha gabah atau setara dengan Rp. 5.000.000,- s/d 7.500 /ha/MT (harga gabah Rp. 2.500/kg).
12. PENGELOLAAN PASCA PANEN PRODUK PERTANIAN
Umumnya hasil panen komoditi pertanian masyarakat, langsung dipasarkan ke konsumen. Namun nilai jual yang diperoleh seringkali masih rendah dan kurang menguntungkan. Selain itu produk mentah hasil panen memiliki daya simpan yang singkat dan mudah rusak sehingga semakin menambah kerugian petani. Oleh sebab itu perlu dilakukan penanganan dan pengolahan lebih lanjut untuk memperoleh produk yang dapat disimpan lebih lama dan secara ekonomis lebih menguntungkan, dengan mempertimbangkan aspek kualitas, kuantitas dan kontinuitasnya.
Tujuan:
· Meningkatkan nilai jual produk
· Penganekaragaman produk pertanian yang lebih bervariasi
· Meningkatkan daya tahan simpan produk pertanian
· Meningkatkan pendapatan petani
Dinas Pertanian dan Kehutanan telah melaksanakan beberapa kegiatan pengembangan dan pembinaan terhadap :
1. Pembuatan Virgin Coconut Oil (VICO) dan Nata De Coco dengan komoditi asal kelapa. Lokasi di Desa Tumpuak Tangah Kecamatan Talawi dan telah menyebar ke Kecamatan lain.
2. Pengolahan kerupuk Ubi Kayu di Kecamatan Lembah Segar dengan beberapa variasi rasa berbeda.
3. Penyulingan Minyak Sereh Wangi di Desa Balai Batu Sandaran Kecamatan Barangin.
13. PENGEMBANGAN TANAMAN ATSIRI
Tanaman atsiri merupakan salah satu jenis komoditi pertanian yang bisa dikembangkan pada lahan kritis yang terdapat cukup luas di sawahlunto dan menjadi sasaran konservasi dan rehabilitasi. Tanaman atsiri yang dapat dikembangkan antara lain serei wangi dan ylang-ylang yang secara teknis cukup mudah dibudidayakan.
Tujuan :
1. Menanggulangi dan merehabilitasi lahan kritis yang ada di Kota sawahlunto (sinkronisasi dengan Gerhan dan DAK-DR)
2. Memperluas kesempatan kerja terutama bagi petani
3. Meningkatkan dan menjaga mutu lingkungan dengan pola rehabilitasi hutan dan lahan kritis dengan tanaman produktif.
Pengembangan tanaman atsiri telah dimulai sejak tahun 2003 s/d sekarang di lokasi Desa Balai Batu Sandaran dengan kegiatan sebagai berikut:
· Tahun 2003 : Pembuatan demplot sereh wangi seluas 1
Ha
· Tahun 2004 : Pengembangan lanjutan seluas 19 Ha
· Tahun 2005 : Pengadaan alat suling kapasitas 1.000 kg
dan bangunan pengolahan sereh wangi
· Tahun 2006 : Pengembangan sereh wangi 60 Ha
14. Pengadaan Seperangkat Mesin Finishing Untuk Peningkatan Kualitas Pertenunan Silungkang
Usaha pertenunan di Kota Sawahlunto khususnya di Daerah Silungkang merupakan mata pencaharian pokok dan telah dilakukan semenjak dahulunya serta merupakan usaha yang bersifat turun temurun . Sektor usaha ini pada saat sekarang menyerap tenaga kerja kurang lebih 300 orang. Pengaruh perkembangan teknologi maka kondisi pertenunan Silungkang saat ini mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena mutu produk tenun Silungkang sulit bersaing dipasaran terutama produk-produk tenun yang berasal dari Jawa. Diketahui produk tenun dari Jawa tersebut dalam peningkatan mutunya dilakukan proses finishing yang menggunakan mesin finishing sedangkan Silungkang belum memiliki mesin finishing tersebut.
15. Penerapan Gugus Kendali Mutu
Dilaksanakan pelatihan bagi kelompok usaha industri Virgin Coconut Oil ( VCO ) dengan Sistem Manajemen mutu
Hasil dan manfaat :
· Terlatihnya kelompok Usaha Industri Virgin Coconut Oil ( VCO ) di Desa Tumpuk Tangah dengan peserta berjumlah 20 orang dalam bidang manajemen mutu.
· Ditemukannya alat pengatur / penstabilan untuk proses pengolanan Virgin Coconut Oil ( VCO ) dalam rangka pengendalian mutu
16. Pengalihan Usaha Kegiatan Ekonomi Penambang Tanpa Izin
Maraknya aktifitas PETI telah menimbulkan serentetan dampak negative. Upaya pengalihan ekonomi masyarakat dari aktifitas PETI ke uasaha lainnya pada tahap awal di laksanakan di kebun jati Kelurahan Saringan. Beberapa uapya secara represif dalam bentuk penutupan lubang bersama aparat keamanan tidak menimbulkan efek jera. Untuk itu dilakukan terobosan dengan melalukan pendekatan kepada masyarakat untuk mengalihkan usahanya.Bekas penambang telah dibantu sebanyak 28 KK dengan mengalihkan aktifitasnya dari PETI ke usaha perdagangan dan industri. Usaha ini hasilnya cukup baik dan saat ini kawasan Kebun Jati bebas dari aktifitas PETI dan masyarakat telah membuat perjanjian untuk tidak lagi melakukan aktifitas PETI di kawasan ini.
17. Pemberian Bantuan Sapi
Pada tahun 2005, Pemko Sawahlunto telah mendapatkan bantuan sapi PO sebanyak 90 ekor dari Mensos RI dan Pemda menyediakan kandang, pakan ternak serta obat-obatan. Sapi tersebut telah didistribusikan tanggal 30 Maret 2005 kepada masyarakat :
- Desa Bukik Gadang Sebanyak 23 ekor untuk 25 KK miskin
- Desa Lumindai sebanyak 23 ekor untuk 25 KK miskin
- Desa Lunto Barat 6 ekor untuk 7 KK miskin
- Desa Kubang Tangah 16 ekor untuk 18 KK miskin
- Desa Taratak Bancah 22 ekor untuk 25 KK miskin
Tahun 2006 diberikan lagi sebanyak 500 ekor
18. Pemberian Bantuan Mesin Jahit
Melalui Pemerintah Pusat, Pemda Sawahlunto juga telah mendapat bantuan mesin jahit pada tahun 2005 sebanyak 200 unit dan pada tahun 2006 ini juga direncanakan akan ditambah pula dengan mesin jahit multi fungsi sebanyak 100 unit lagi. Mesin jahit tersebut telah didistribusikan kepada keluarga miskin yang memiliki keterampilan menjahit pakaian di 4 kecamatan se-kota Sawhalunto.
19. Pengembangan Ternak Puyuh
Peternakan puyuh sangat tepat dijadikan sebagai salah satu upaya penanggulangan kemiskinan karena :
- Untuk memeliharanya tidak memelukan lahan yang luas (untuk 1.000 ekor cukup dalam areal 4x3 m)
- Tidak membutuhkan modal yang banyak disbanding pengelolaan ternak lainnya
- Lokasi bisa disamping atau dibelakang rumah
- Tidak dibutuhkan waktu yang banyak untuk pengelolaan, sehingga tidak mengganggu pekerjaan pokok
- Umur 45 hari sampai 55 hari sudah bertelur dan masa bertelur cukup lama yakni 2,5 tahun
- Pemasaran cukup baik
- Hasil pengelolaan 1.000 ekor puyuh bisa menambah pendapatan sebesr Rp 750.000,- perbulan
Pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan cara memberikan pelatihan bagi keluarga miskin yang akan ikut beternak puyuh selama 1 jbulan mulai dari pembuatyan kandang, penetasan, pemeliharaan sampai pada pengelolaan pangan, memberikan bantuan stimulant berupa ternak puyuh yang akan bertelur sebanyak 250 ekor beserta kandangnya. Selanjutnya bagi peternak yang berhasil memelihara puyuh sebanyak 250 ekor diberikan bantuan pinjaman sebanyak Rp. 6.500.000,- dari BDC untuk perluasan usaha sehingga peternak memiliki puyuh sebanyak 1.000 ekor.
20. Pemukiman Keluarga Miskin Di Kayu Gadang
Pada tahun 2006 ini Pemerintah kota Sawhalunto telah memulai pekerjaan relokasi pemukiman untuk 150 KK miskin yang lokasinya di Kayu Gadang. Keluarga miskin calon warga pemukiman akan diberikan rumah sangat sederhana yang akan dibangun dengan biaya Rp 5.000.000 perbuah diatas areal 200 M2 dan sapi PO 1 ekor dan bibit tanaman coklat dan lain-lain .
21. Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni
Tahun 2005 telah direalisasikan bantuan kepada keluarga miskin yang rumahnya tidak layak huni sebanyak 20 KK dengan biaya masing-masing KK sebesar Rp 2.500.000 sedangkan tahun 2006 dilanjutkan untuk 16 KK dengan biaya Rp 3.500.000,- per KK. Pelaksanaan kegiatan harus digotong royongkan oleh warga setempat terutama Karang Taruna dan Pekerja Sosial Masyarakat (PSM)
22. Mewujudkan Koperasi Yang Berkualitas
Sampai tahun 2003 perkembangan koperasi secara kuantitas cukup baik, namun secara kualitas dari 73 koperasi yang ada hanya 62 koperasi yang aktif. Oleh karena itu program pembinaan ditujukan untuk mewujudkan agar koperasi-koperasi yang ada betul-betul merupakan suatu lembaga yang sehat. Kegiatan yang dilakukan antara lain sebagai berikut :
- Membubarkan koperasi yang tidak mempunyai kegiatan dan tidak melaksanakan RAT serta menumbuhkan koperasi baru.
- Telah difasilitasi agar laporan keuangan koperasi diaudit oleh akuntan public. Tahun 2006 telah diberikan bantuan biaya untuk audit sebesar Rp 9.000.000,- untuk 6 koperasi
- Bagi koperasi yang bermasalah telah dilakukan pemeriksaan khusus oleh Bawasda
Dari upaya yang telah dilakukan diats, telah diperoleh hasil sebagai berikut :
- Lembaga koperasi telah mulai dipercaya oleh masyarakat dan anggotanya sebagai lembaga keuangan alternative
- Sejak tahun 2004 lebih dari 60 % koperasi telah melaksanakan RAT tepat waktu
- Tunggakan kredit macet telah berkurang